Selasa, 04 Desember 2007

Silabus Mata kuliah Public Relations
Pertemuan
Materi perkuliahan
Tanggal
1
Hakikat Public Relations
· Definisi PR
· Asal usul PR
· Perbedaan PR dengan periklanan, promosi, propaganda dan publistas.
· Evolusi konsep PR
2
Fungsi, tujuan dan kegiatan public relations
· Fungsi manajemen dalam PR
· Tujuan PR
· Kegiatan PR
3
Bagian dari fungsi public relations
· Hubungan internal
· Publisitas
· Advertising
· Press agentry
· Public affair
· lobbying
4
Pelaksanaan kegiatan PR
Perencanaan program, penilaina situasi, perumusan tujuan, pengenalan publik, pemilihan media/teknik, rentang waktu program, penyusunan anggaran dan kemampuan menilaiai hasil berdasarkan tanggapan media.
5
Etika dan profesionalisme PR
· Landsan filosofi dan etika PR
· Kriteria profesi
· Lisensi dan akreditas
· Kode etik
· Organisasi profesional
6
Ujian tengah semester
7
Organisasi Public Relations
· Manajer PR
· Kegiatan departemen PR
· Fungsi manajerial dalam PR
8
Komunikasi dan opini public
· Definisi komunikasi, publik
· Unsur-unsur komunikasi
· Efek komunikasi
Publik dan opini
9
Peran PR sebagai sumber eksternal
· Biro konsultasi PR
· Hubungan dengan klien dan perangkat manajemen
· Struktur biro konsultasi, manajemen dan pelaksanaannya
10
Hubungan internal dan komunikasi karyawan
· Arti penting hubungan internal
· Kultur organisasi
· Tantangan hubungan internal
· Komunikasi internal
· Media internal
11
Media Public Relations
· Pengenalan media dan organisasi media
· Pengenalan teknik penulisan, siaran press, teknik wawancara, presentasi.
· Jenis media untuk PR
· Menata ekshibisi, sponsorshif
12
Public relations dan budaya perusahaan
· Tinjauan budaya perusahaan
· Peran PR dalam pengembangan budaya perusahaan
13
Riset Public Relations
· Definisi, riset marketing, jenis dan teknik riset PR
14
Strategi Public Relations
· Definisi
· Strategi PR dalam kontek professional
· Strategi citra dalam PR
· Strategi PR dalam konteks human relation
· Strategi PR dalam konteks pemasaran dan multimedia
15
Manfaat public relation
· Manajemen krisis
· Penerbitan dekstop
· Identitas perusahaaan
· Diplomasi politik
16
Ujian akhir semester

Sabtu, 01 Desember 2007

Komunikasi Efektif



  • Kemampuan mengirimkan pesan dengan jelas, manusiawi, efisien dan menerima pesan secara akurat (D.B. Curtis, 1992)
  • Suatu tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (J.A. Devito, 1997)
  • Aktifitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep yang kita miliki dan keinginan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Atau sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan. (B.S.Wibowo, 2002)

Prinsip komunikasi.
  • Seluruh prilaku mengkomunikasikan sesuatu dengan sengaja atau tidak sengaja (tangan, mulut, wajah, baju, kerudung, dll)
  • Komunikasi non-verbal sangat berpengaruh terhadap persepsi.
  • Konteks berpengaruh terhadap komunikasi
  •  Arti/makna terdapat pada orang, bukan dalam kata-kata.
  • Komunikasi tidak dapat diubah, sekali mereka dapat begitulah persepsinya.
  • Komunikasi adalah sirkular bukan linier dan Komunikasi tidak mungkin dihindari
  • Komunikasi memerlukan keterbukaan dari pengirim dan penerima
  • Komunikasi bisa memberikan beberapa efek.

Enam jenis komunikasi
  • komunikasi dengan diri sendiri
  • komunikasi dan hubungan antar pribadi
  • komunikasi antar kelompok kecil dan organisasi.
  • Komunikasi terbuka
  • Komunikasi massa
  • Komunikasi antar budaya

Teknik berkomunikasi.
  • Ucapan yang jelas dan idenya tidak ada makna ganda, utuh.
  • Berbicara dengan tegas, tidak berbelit-belit
  • Memahami betul siapa yang diajak bicara, hadapkan wajah dan badan, pahami pikiran lawan bicara.
  •  Menyampaikan tidak berbelit-belit, tulus dan terbuka.
  • Sampaikan informasi dengan bahasa penerima informasi.
  • Menyampaikan dengan kemampuan dan kadar akal penerima informasi
  • Sampaikan informasi dengan global dan tujuannya baru detailnya.
  • Berikan contoh nyata, lebih baik jadikan anda sebagai model langsung.
  • Sampaikan informasi dengah lembut, agar berkesan, membuat sadar dan menimbulkan kecemasan yang mengcerahkan.
  • Kendalikan noise dan carilah umpan balik untuk meyakinkan informasi anda diterima. Contoh dengan bertanya atau menyuruh mengulanginya.

.  
          komunikator yang baik.
  • Menyampaikan sesuatu yang formal dan tidak rahasia, maka sampaikanlah dengan bahasa yang sudah dikenal (Qaaulan ma’rifa)
  • Bangunlah silaturahmi, hindari kata-kata yang menyakiti dan berkatalah dengan baik (Qaulan sadidan).
  • Deengan orang yang berpenyakit hati maka beri pelajaran dan berkatalah denagn perkataan yang berbekas pada jiwa (Qaulan baligha) 
  • Untukmelayani orang dengan baik maka sampaikan perkataan yang mulia (qaulan maisura) 
  • Hindarilah untuk berkata sesuatu yang dosa besarr (Qaulan Azhima)
  • Untuk mempengaruhi orang lain samapai dengan perkataan yang lemah lembut (Qaulan layina) 
  • Perkataan yang paling baik adalah perkataan seseorang yang menyeru kepada Allah (qaulan minma da’a ilallah)
  • Sesungguhnya Allah menurunkan sesuatu yang berat (qaulan tsaqila
  • ketika anda menyampaikan sesuatu yang berat untuk dilaksanakan, akan tepat, khusyuk dan berkonsestrasi jika disampaikan saat menjelang shubuh.

Hal lain dalam berkomunikasi
  • Ekspresi mata (Eyes to eyes contact)
  • Menjadi kawan berbicara yang empatik.
  • Mendengar sarana komunikasi yang paling banyak digunakan.
  • Melayani orang sepenuh hati (relatinoshif)
  • Ketidak sepahaman dapat dihadapi dengan negosiasi.
  • Symbol dan penampilan diri.
  • Menerapkan etika komunikasi terhadap siapapun.
Sumber :

· B.S. Wibowo. 2002. Sharpening our concept and tool, Kiat praktis manajemen, Jakarta : PT Syaamil Cipta Media.
· James K. Van Fleet, 1996, Conversational power : The key to success with people, New york : Preentice hall, Inc.
· Dr. Akrim Ridha, 2003, Seni Menghadapi public, Jakarta : PT Syaamil Cipta Media.

SENI MENDENGAR

Dalam sebuah pelatihan diungkapkan :

“… Begitu anda menonton film nanti, perhatikan cara para bintang film berbicara kepada actor lainnya. Untuk menjadi seorang actor yang besar. Seorang harus mampu, baik menjadi seorang pendengar yang ulung maupun pembicara yang efektif. Kata-kata pembicara tercermin dalam wajah pendengarnya bahaikan suatu cermin. Ia dapat mengambil suatu adegan dari pembicara kepasihannya dalam mendengarkan. Seorang sutradara film terkenal pernah mengatakan bahwa banyak actor gagal menjadi bintang film karena mereka tidak pernah mempelajari seni mendengarkan \secara kreatif”.

(Betgerr, 1995:88).

BANYAK BICARA SEDIKIT MENDENGAR

Berbicara sebagai keterampilan dasar manusia dalam berkomunikasi sering kita bahas, namun sangat sedikit yang mengulas bagaimana cara mendengar yang baik.

Rosulullah-pun mengingatkan, barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka ucapkanlah dengan kata-kata yang baik ataupun lebih baik diam. Alasannya masuk akal, sebab kata-kata kita kelak akan dipertanggungjawabkan (QS. 50:18), sehingga kita senantiasa dituntut untuk berhati-hati dalam berbicara dan bahkan nabi Musa AS ketika berhadapan dengan Firaun mengungkapkan doa : “…dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku (QS. 20 : 27-28).

Sedangkan mendengar hampir sulit bisa dilakukan oleh kebanyakan orang, padahal dengan mendengarlah ilmu bisa diserap, sebuah masalah bisa dipecahkan dan sebuah gagasan bisa diwujudkan. Oleh karena manusia diciptakan Allah dengan satu mulut dan dua pendengaran yang seharusnya proporsi mendengar harus lebih banyak daripada berbicara. Rata-rata para pemimpin dunia memiliki kemampuan mendengar yang baik, selain kemampuan berbicara.

Sebagaimana diungkapkan oleh Benjamin Franklin mengungkapkan :

Mengingat bahwa dalam pembicaraan pengetahuan lebih banyak diperileh melalui telinga daripada melalui mulut. Saya memberikan tempat kedua kepada sikap diamdiantara keutamaan yang hendak saya kembangkan”.(Betgerr, 1995:92)

Sedangkan Frank Betgerr (1996) mengungkapkan bahwa :

dalam pembicaraan, pengetahuan lebih banyak diperoleh melalui telinga daripada melalui mulut, saya memberikan tempat kedua kepada sikap diam diatara keutamaan yang hendak saya kembangkan”.

Hasil penelitian Rankin (1929) dan Bierker (1980) menunjukan bahwa mendengar merupakan sarana komunikasi yang paling banyak digunakan, dapat lihat table dibawah ini :

Perbandingan skill communication :

No

Skill comunication

1929

1980

1.

Mendengar

45%

53%

2.

Berbicara

30%

16%

3.

Membaca

16%

17%

4.

Menulis

9%

14%

Sumber : B.S.Wibowo,etal, TRUSTCO, 2002 :191.

SENI MENDENGARKAN.

Ketika berbicara, biasanya kita mendengarkan dalam salah satu dari lima tingkat :

1. Kita mungkin mengabaikan orang itu dan benar-benar tidak mendengarkannya.

2. mungkin berpura-pura tidak mendengarkannya

3. Mendengarkan tapi lebih selektif pada bagian-bagian tertentu dari pembicaraan.

4. Mendengarkan secara atentif dan menaruh perhatian dan memfokuskan enegi pada kata-kata yang diucapkannya.

5. mendengarkan secara empatik, mendengarkan untuk mengerti tapi untuk menjawab persoalan yang ada. Dalam arti mendengar bukan hanya dengan telinga saja tetapi dengan mata dan hati.

Dengan melihat tingkatan mendengar diatas maka mendengarkan membutuhkan keterampilan khusus, sebagaimana berbicara. Karena mendengarkan adalah cerminan pribadi seseorang,

sebagaimana diungkapkan oleh David J. Schwartz (1996:154) mengungkapkan bahwa :

“… semakin besar orang yang bersangkutan, semakin cenderung ia mendorong anda untuk berbicara, semakin kecil orang yang bersangkutan semakin cenderung ia mengkhotbahi anda”.

Kebanyakan pemimpin yang baik didalam semua bidang kehidupan menghabiskan jauh lebih banyak waktu meminta nasehat dan meminta pendapat bawahannya daripada banyak berbicara.

Diantara keterampilan mendengar diungkapkan BS.Wibowo,dkk (2002:92) dari kupasan Geoff Nightingale dalam Synergenic antara lain :

  • Dengarkan gagasannya bukan fakta dan tanyalah diri sendiri apa yang pembicara maksudkan.
  • Nilailah isinya, bukan cara penyampaiannya.
  • Dengarkan dengan penuh harapam, jangan langsung kehilangan minat
  • Jangan cepat menarik kesimpulan
  • Sesuaikan pencatatan anda dengan pembicaraan
  • Pusatkan perhatian, jangan mulai bermimpi dan jagalah mata anda agar tetap tertuju pada pembicaraan.
  • Jangan mendahului pikiran pembicara, anda akan kehilangan jejak.
  • Dengarlah dengan sungguh-sungguh waspada dan bergairah.
  • Kendalikan emosi waktu mendengar
  • Bacalah fikiran anda, berlatihlah untuk menerima informasi baru.
  • Bernafaslah perlahan dan dalam-dalam
  • jangan tegang santai sajalah.

Sedangkan menurut James K. Van Fleet (1996:179) dalam bukunya : “Key to Success with people” mengungkapkan seni mendengar yang efektif sebagai berikut :

  • Berikan sepenuh hati pada orang lain
  • Mendengarkan dengan serius
  • Tunjukan minat pada perkataan orang
  • Usahakan bebas gangguan
  • Tunjukan kesabaran
  • Bukalah pikiran anda
  • Dengarkan setiap gagasan
  • Hargai isinya, bukan cara penyampaiannya.
  • Turunkan senapan anda
  • Belajarlah mendengarkan apa yang tersirat.

Sedangkan David J Swartz dalam bukunya “The Magic of Thinking Big” (1996: 154) mengungkapkan seni mendengar kedalam tiga tahapan dan untuk menguatkannya dengan cara bertanya dan mendengarkan :

  1. Dorong orang lain berbicara
  2. Uji pandangan anda dalam bentuk pertanyaan
  3. Berkonsentrasilah pada apa yang dikatakan orang lain.

Demikianlah beberapa teknik dalam mendengar yang dalam praktiknya membutuhkan adanya jiwa besar. Mendengar dan bertanya bukan menunjukan kebodohan seseorang tetapi menunjukan kualitas hidupnya, apalagi bagi seorang pemimpin.


Referensi:

B.S. Wibowo, etal, SHOOT, TRUSTCO, Syamil, Bandung, 2002.
James K. Van Kleet. Rahasia kekuatan percakapan, Intimedia, Jakarta, 1984.
David J Swarz,
Berfikir dan berjiwa besar, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996.