Terciptanya psikologi
dakwah tentunya tidak lepas dari sejarah perkembangan psikologi dan
dakwah, serta psikologi islam sampai pada psikologi dakwah itu sendiri, yang
kemudian berdiri secara otonom.Psikologi dakwah mempunyai teori serta
prinsip-prinsip dan sudut pandang khusus yang berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya.
Psikologi dakwah, sebagai gabungan dari psikologi dan dakwah, mempunyai objek
pembahasannya tersendiri yang membedakannya dengan ilmu yang lain, baik objek
materialnya maupun formalnya.
Oleh
karena objek kajian yang sangat luas, maka pada kesempatan ini kita akan
berusaha menelaah tentang perkembangan psikologi, dakwah, dan psikologi dakwah
beserta kedudukan psikologi dakwah dalam ilmu psikologi, dan juga yang tak
kalah penting disini kita akan membahas tentang hubungan psikologi dakwah
dengan ilmu yang lain, karena diakui atau tidak, kajian yang sangat luas
ini berhubungan dengan ilmu-ilmu yang lain.
Beberapa
abad sebelum Masehi, para ahli pikir Yunani dan Romawi telah berusaha
mengetahui hidup kejiwaan manusia dengan cara-cara yang bersifat spekulatif.
Pada zaman ini psikologi masih dalam ruang lingkup filsafat, Para ahli
menyebutnya filsafat rohaniah, karena mereka berusaha memahami jiwa melalui
pemikiran pilosofi dan merupakan bagian dari filsafat. Salah satu filsuf pada
saat ini plato dan aristoteles.
Sejalan
dengan dinamika hidup masyarakat untuk senantiasa mencari pemuasan dalam segala
aspek kehidupannya maka pikiran manusia pun mengalami perkembangan yang
bertendensi ke arah pemuasan hidup ilmiahnya yang semakin sempurna. Mulai zaman
humanisme (aufklarung), sistem dan metode berpikir manusia tidak
lagi bersifat spekulatif , melainkan menuntut sistem dan metode yang bersifat
rasionalistis. Di antara ahli pikir pada masa ini adalah Thomas Aquinas dan
Jhon Locke.
Sejak
permulaan Abad XX, psikologi makin berkembang ke arah pengkhususan studi tentang
aspek-aspek kehidupan jiwa manusia yang masing-masing memiiiki ciri khas yang
membedakan satu dengan yang lainnya. Adapun pengkhususan tersebut dapat
dikemukakan dalam beberapa aliran sebagai berikut: a. Psiko-analisis, b.
Psikologi Individual (ilmu jiwa Pribadi), c. Psikologi analitis.[1]
2.
Sejarah Perkembangan Dakwah
a. Priode
Nabi Muhammad dan Khulafa al-Rasyddun
Sejarah
dakwah Nabi Muhammad dapat dibagi dalam dua fase, fase Mekkah dan Fase Madinah.
Fase mekkah dimulai semenjak Rasullulah menerima wahyu pertama di gua Hira,
sedangkan pada fase Madinah dimulai ketika Nabi Muhammad menerima wahyu
untuk berhijrah ke Madinah pada saat orang-orang Quraisy merencanakan
pembunuhan terhadap Nabi Muhannad dan para pengikutnya.
b. Priode
umayyah, ‘Abasiyyah, dan utmani
Priode
ini adalah masa dinasti Umayyah, ‘Abasiyyah, dan utsmani. Priode ini dimulai
dengan berdirinya Dinasti Bani Umayyah oleh Mu’awiyah bin abi Shafyan
pada tahun keempat puluh Hijriyah hingga runtuhnya Dinasti Bani Utsmani pada
tahun 1343 H/1924 M.
c. Priode
Zaman Modern
Pada
priode ini ada yang mengambil bentuk dakwah yang bermacam-macam, ada yang
berdakwah secara personal, ada juga yang bergerak secara berklompok.
3.
Pemikiran ke Arah Psikologi islam
Pembicaraan
tentang jiwa (ruh) dalam islam sudah di mulai sejak munculnya
pemikir-pemikir islam dipanggung islam. Dimulai dengan runtuhnya peradaban
Yunani Romawi dan adanya gerakan penerjemahan, komentar serta adanya karya
orisinal yang dilakukan oleh para pemikir islam terutama pada masa Daulah
Abasiyyah, esensi pemikiran yunani diangkat dan diperkaya. Disisi lain, para
fisuf muslim juga terpengaruh oleh pemikiran Yunani dalam membahas nafs (jiwa),
sehingga kubu fisafat islam diwakili oleh ibnu Rusyd terlibat perdebatan
akademik berkepanjangan dengan Al-Ghazali. Dalam kurun waktu kurang lebih tujuh
abad, nafs (jiwa) dibahas dalam dunia islam dalam kajian yang
bersifat sufistik dan falsafi. Pembicaraan tentang nafs (jiwa)
ini maka sangat memungkinkan, karena islam sendiri telah memiliki konsep
sendiri tentang manusia serta unsur-unsurnya, maka sangat wajar bila para
pemikir muslim juga berbicara islam dan jiwanya.
4.
Pemikiran ke Arah Psikologi Dakwah
Psikologi
Dakwah merupakan cabang pengetahuan baru yang merupakan gabungan antara kajian
psikologi dengan ilmu dakwah. Psikologi dakwah juga pada hakikatnya merupakan
bagian dari psikologi islam, karena dalam psikologi dakwah landasannya
Al-Qur’an dan Hadis. Perkembanganpun sejalan dengan perkembangan pemikiran
psikologi dalam islam. Ilmu ini dirasakan perlu dalam rangka mengefektifkan
pelaksanaan dakwah dan memaksimalkan hasil dari kegiatan dakwah.
Di
Indonesia, ilmu ini dirintis oleh H. M Arifin sekitar tahun 1990. Menurut
beliau, pada hakikatnya psikologi dakwah merupakan landasan dimana metodologi
dakwah seharusnya dikembangkan. Psikologi dakwah membantu para Da’i dan para
penerang agama memahami latar belakang hidup naluri manusia sebagai makhluk
individual maupun sebagai makhluk social.
5. Kedudukan Psikologi Dakwah Dalam Ilmu Psikologi
Psikologi berdasarkan kegunaannya ada dua macam,
yang pertama psikologi teoritis, yaitu ilmu yang mempelajari
gejala-gejala kejiwaan untuk gejala-gejala itu sendiri. Yangkedua psikologi
praktis/terapan, yaitu ilmu yang membahas segala sesuatu tentang jiwa untuk
digunakan dalam praktek.
Jika dikaitkan dengan psikologi dakwah, yang mana makna
secara sepintas dapat kita definisikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas
mempelajari atau membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang
terlibat dalam proses kegiatan dakwah.
Dari definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa
psikologi dakwah merupakan psikologi praktis atau psikologi terapan, karena
penggunaannya lebih pada prakteknya.
Disamping itu pula yang dibahas dalam psikologi dakwah
ialah mengenai masalah tingkah laku manusia dilihat dari segi interaksi dan
interrelasi serta interkomunikasi dengan manusia lain dalam hidup kelompok
sosial, disamping masalah hidup individu dengan kelainan- kelainan watak dan
personality, mendapat tekanan-tekanan analisis yang mendasar dan menyeluruh,
karena tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial.
6. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Ilmu Lain
Untuk
memperjelas pembahasa ini, maka kami akan jelaskan satu persatu:
1.
Hubungan Ilmu Dakwah dengan Psikologi
Islam
adalah agama dakwah, agama yang menyebarluaskan kebenaran dan mengajak
orang-orang yang belum mempercayainya untuk percaya, menumbuhkan
pengertian dan kesadaran umat islam agar mampu menjalankan hidup sesuai yang
diperintahkan. Dalam melaksanakan proses dakwah akan menghadapi berbagai
keragaman dalam berbagai hal, seperti pikiran-pikiran, pengalaman, kepribadian,
dan lain-lain. Keragaman tersebut akan memberikan corak dalam menerima pesan
dakwah, karena itulah untuk mengefektifkan seorang da’i ketika menyampaikan pesan dakwah kepada
mad’u diperlukan memahami psikologi yang mempelajari tentang kejiwaan.
2.
Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu komunikasi
Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana Da’i
mengkomunikasikan pesan kepada Mad’u, perseorangan atau kelompok. Secara tehnis
dakwah adalah komunikasi antara da’i(komunikator) dan mad’u(komunikan). Dan
disini cara kerja psikologi dakwah sama dengan cara kerja psikologi komunikasi,
karena manusia yang menjadi pelaku dakwah dan pelaku komuikasi adalah sama
manusia yang berpikir, berperasaan, dan berkeinginan.
3.
Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi agama
Psikologi
Agama (ilmu jiwa agama) meneliti sejauh mana pengaruh keyakinan agama terhadap
sikap dan tingkahlaku seseorang (berfikir, bersikap, dan bereaksi). Lapangan penelitian psikologi agama adalah kesadaran
beragama dan pengalaman beragama. Jika psikologi berusaha menguak apa yang
melatarbelakangi tingkah laku manusia yang terkait dengan dakwah, maka
psikologi agama mencari seberapa besar keyakinan agama seseorang memenuhi
tingkah lakunya.
4.
Hubungan psikologi dakwah dengan patologi social
Psikologi dakwah adalah upaya mengajak kepada ajaran
agama menuju kepada kesejahteraan jiwa dan raga Mad’u dan Da’i. Sebelum memulai
dakwah, para da’i perlu mengetahui lebih jauh apa saja penyakit-penyakit
masyarakat yang hal itu dibahas oleh ilmu patologi sosial.
5.
Hubungan psikologi dakwah dengan sosiologi
Sosiologi
menaruh perhatian pada interaksi sosial. Interaksi sosial akan terjadi apabila
terjadinya komunikasi. Demikian juga kegiatan dakwah yang merupakan komunikasi
antara Da’i dan Mad’u yang akan
melahirkan interaksi sosial.
6.
Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi individual
Manusia
adalah makhluk individual, makhluk yang tidak bisa di bagi-bagi, terdiri dari
jasmani dan rohani yang merupakan kesatuan yang utuh. Psikologi
individual adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia dari segi
individualitas (pribadinya).Bantuan
psikologi individual terhadap psikologi dakwah terletak pada pengungkapan
tentang hal ihwal hidup kejiwaan individual dengan aspek-aspek dan ciri-cirinya
yang mengandung kemungkinan dapat dihampiri secara bijaksana untuk diarahkan
kepada tujuan dakwah sesuai dengan kebutuhan pemuasan pribadi masing-masing
melalui proses dakwah yang tepat.
7.
Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi social
Selain
manusia sebagai makhluk individual, secara hakiki manusia juga merupakan
makhluk sosisal. Psikologi sosial
merupakan landasan yang memberikan dan mengarahkan psikologi dakwah kepada
pembinaan sosialisasi manusia sebagai objek dakwah karena dalam
psikologi sosial dipelajari tentang peyesuaian diri manusia yang
diitimbulkan oleh rangsangan-rangsangan sosial, perubahan tingkah laku sesuai
rangsangan-rangsangan sosial.
KESIMPULAN
Dari
keterangan diatas dapat disimpulakan bahwa perkembangan psikologi dakwah sangat
dipengaruhi oleh psikologi, dakwah dan psikoligi islam. Dan psikologi dakwah
itu sendiri adalah merupakan bagian dari psikologi islam, karena sumbernya dari
al-qur’an dan hadist.
Selanjutnya
mengenai kedudukan psikologi dakwah dapat kita simpulkan bahwa psikologi
dakwah merupakan psikologi
praktis atau psikologi terapan, karena penggunaannya lebih pada prakteknya.
Sedangkan
mengenai hubungannya dengan ilmu yang lain sudah sangat jelas sekali, karena
suatu ilmu pengetahuan tidak lepas dari kaitannya dengan ilmu yang
lain sebagai penunjang ilmu itu sendiri, tak terkecuali psikologi dakwah. Yang
mana dalam makalah kami hanya saya cantumkan tujuh ilmu pengetahuan yang sangat
berkaintan dengan ilmu psikologi dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar