Oleh : James McMara*)
Di negara demokrasi barat seperti Australia , Inggris dan Amerika Serikat para eksekutif korporasi dan organisasi besar tidak dapat lagi bersembunyi dari wartawan dibelakang kata “no comment” . Media spesialis dam umum memeriksa seluruh wilayah bisnis, perdagangan, industri dan profesi. Diam hanya melahirkan kecurigaan.
Jika anda tidak memberitahukan sisi anda terhadap suatu cerita,bagaimanapun juga, media akan tetap memuat cerita tersebut. Sebagai gantinya mereka akan berbicara dengan kompetitor anda. Dan biasanya, anda dan organisasi anda akan berada dalam pososi yang tidak menguntungkan karena menolak berkomentar.
Ketika mewawancarai juru bicara organisai dan bisnis, media sering menyesali kurangnya “talenta yang baik “. Istilah media untuk juru bicara yang dapat memberikan informasinya secara singkat dan jelas dengan cara yang akan menarik audiens. Sangat sering juru bicara berbicara tanpa tujuan dengan penjelasan panjang lebar dan istilah-istilah teknis yang berjalan ke kepala orang biasa. Untuk berhasil dalam wawancara media, anda perlu memahami bagaimana cara mengemas infomasi anda untuk media dan audiens.
Dengan memahami media dan menjadi akrab dengan dan mahir dalam teknik wawancara , juru bicara dapat menyambut wawancara media dengan gembira dan menggunakannya sebagai peluang yang positif untuk komunikasi. Di zaman yang kompetitif saat ini, perusahaan, organisasi, dan bahkan instansi atau departement pemerintah seperti “kepolisian” harus dapat berkomunikasi secara koheren dan efektif dengan pemegang saham mereka dan masyarakat umum.
Profesor C. Nortcote Parkinson, yang terkenal karena “Hukum Parkinson”nya, mengatakan pada konferensi media di Sydney selama kunjungannya ke Australia : Di dunia saat ini, anda tidak memiliki peluang jika terus berdiam diri. Ada masanya dimana orang-orang yang sangat berdiam diri tidak berhasil memberitahukan pandangan merka. Sekarang, jika anda tidak berbicara, orang lain akan berbicara dan tidak menguntungkan anda. Orang harus mengatakan pendapatnya dan mengatakannya secara lebih efektif dari lawannya.(Macnamara, 1984:10)
Memahami media
Bertahun-tahun melatih juru bicara menghadapi media dan menganalisis wawancara, kini terungkap tiga alasan utama mengapa wawancara tidak berhasil ditinjau dari sudut mengkomunikasikan apa yang ingin dikatakan oleh orang yang diwawancarai :
A. Sikap
B.Ketidakseimbangan
C.Kurang persiapan
Untuk berurusan dengan media, anda terlebih dahilu harus memiliki sejumlah pengetahuan tentang mereka. Sejak dari awal, pemahaman anda terhadap kebutuhan, fungsi, peranan media, dan prosedur kerjanya membetuk sikap anda terhadap wartawan dan editor. Sikap, pada gilirannya, secara signifikan akan mempengaruhi wawancara yang anda berikan dan hubungan anda selanjutnya denga media. Jika anda tidak mempercayai atau tidak menyukai wartawan, biasanya ini akan muncul dan akan mempengaruhi urusan anda dengan media. Iklim kecurigaan tidak kondusif bagi hubungan baik atau keberhasilan komunikasi.
Salah satu pemilik media Australia, Kerry Packer, sendiri tidak memiliki penggemar wartawan. Packer mengatakan : “ketika media dikritik, reaksinya seketika adalah menyalibkan kritik tersebut. Menyerang si pembawa berita. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan semakin lama semakin sedikit orang yang tertarik berdiri melawan orang media yang sering mengganggu. Pertama itu tidak menghasilkan apa-apa dan, kedua, hanya menarik perhatian kepada anda sendiri yang dinegara ini bukan sesuatu yang ibgin anda lakukan. Sialnya, banyak orang Australia ingin menghancurkan siapa saja yang berhasil. Tidak terkecuali wartawan. Mereka telah menjadi hukum pada diri mereka sendiri. Yang benar adalah wartawan, seperti orang lain, harus bertanggung jawab pada seseorang”.(Kelly,1995:28)
Peranan Media
Peranan media bervariasi secara meluas diseluruh dunia. Di negara komunis, peranan media adalah berfungsi sebagai “agen negara” . Para pendiri komunisme Stalinis dan Marxis melihat media sebagai alat yang esensial untuk menyepuh dukungan politik dan “mendidik rakyat”. Di sejumlah negara yang sering berkembang seperti di Asia Tenggara, media melakukan peranan yang dilukiskan sebagai “agen pembangunan”. Di Indonesia, misalnya pemerintah melihat media sebagai sumbar daya yang kritis untuk membantu dalam mengkomunikasikan pendidikan dan informasi yang vital mengenai isu yang mendasar seperi kesehatan, furifikasi air, pengendalian kelahiran kepada 180 juta penduduk bangasa ini yang tinggal di lebih dari 13.000 pulau. Media diharapkan membantu pemerintah dalam tugasnya mempersatukan dan membangun bangsa, serta meliput peristiwa masional.
Peranan Penyanggah
Dalam demokrasi yang pluralistic, media telah mengadopsi peranan “penyanggah” (devil’s advocate). Sangat bermanfaat jika memahami sal istilah “penyanggah”karena istilah tersebut menerangkan perilaku media dalam banyak situasi. Istilah ini berasal dari proses penyucian orang suci dalam gereja katolik. Ketika seorang dianggap pantas untuk dinyatakan sebagai morang suci, sekelompok kardinal atau pejabat Gereja ditunjuk untuk mempertimbangkan kasusu itu. Guna memastikan keseimbangan dan setiap kesalahan terungkap, seorang kardinal atau seorang yang terkemuka diangkat sebagai “penyanggah”tanpa memandang pandangan pribadinya mengenai kesucian atau dalam hal lain tentang calon peranannya adalah secara keras mencari pelanggaran, kekurangan,atau kesalahan.
Apa itu berita ?
Jurnalisme berasal dari kata Perancis du jour yang berarti “harian”. Jurnal adalah notasi tentang apa yang terjadi selama satu hari yang dikumpulkan dan ditulis oleh reporter, disebut dengan Jurnalis.
Jurnalisme barat yang modern meninggalkan latar belakang partisan di abad ke-19, ketika para reporter tanpa malu-malu mengangkat tunjuan bahkan secara memihak, partai politik khusus. Apa yang berubah, Saya mendengar anda bertanya ? meskipun tidak mungkin media akan kembali ke gaya Amerika di tahun 1700-an. Misalnya, surat khabar Wasington yang pertama, National Intelligencer didirikan sebagai alat untuk partai Jefferson setelah presiden terpilih Thomas Jefferson memberikan gagasannya kepada editor Samuel Harrington Smith. Penulis dan analis media Amerika, Michael Nelson, juga menjelaskan bagaimana Globe didirikan oleh Andrew Jackson dan diedit oleh lingkaran penasehatnya.(Nelson,1982)
Menghindari “sikap defensif”
Jika mendekati media dengan sikap curiga, yang mempercayai bahwa wartawan dan editor dengan sengaja dibiaskan dan merugikan anda, maka anda akan memiliki peluang sedikit bagi keberhasilan hubungan media.”sikap defensif” meningkatkan permusuhan. Dan ini menciptakan sikap mengalah yang mulai membayangkan bias dalam setiap cerita. Juga terdapat konsep yang disebut “jurnalisme klik” yang menghasilkan apa yang tampaknya menjadi ideolodi bersama dan konspirasi terorganisir dalam media. Meskipun bukan sesuatu yang seharusnya dibanggakan media, “jurnalisma Klik” lebih banyak merupakan factor sifat manusia daripada konspirasi terorganisir. Wartawan seperti professional lain, cenderung mengikuti pemimpin. Jadi ketika seorang reporter atau media yang berpengaruh mengangkat sebuah isu atau mengambil sikap, orang lainnya cenderung mengikuti apa yang kadang-kadang berakhir menjadi “pengejaran sesuatu oleh kelompok” media.
Jaringan surat kabar, media, dan televisi terkunci dalam persaingan sengit. Juga, sebagian besar wartawan dan editor cenderung menjadi individu independen. Media tidak merugikan anda. Ketika menghadapi media, anda menghadapi institusi yang tidak sempurna bukan tentara yang terorganisir.
Perbedaan antara pers, radio, dan televisi.
Apa perbedaan antara wawancara pers, radio dan televisi ?
Wawancara pers
Wawancara pers dapat jauh lebih santai dan pernyataan dapat lebih panjang
Artikel featur surat khabar dan majalah akan meliput isu secara lebih dalam dan memberikan lebih babyak ruang kepada anda.
Sebagian besar wawancara pers memiliki persyratan yang sama dengan media elektronik ditinjau dari sudut kesingkatan dan nilai berita .
Sifat wawancara pers yang tampaknya santai dibandingkan dengan wawancara media elektronik dengan mikrofon, kabel, lampu serta rasa urgensi dan ketegangannya seyogianya tidak menidurkan anda kedalam rasa keamanan yang salah.
Wartawan pers mungkin memiliki gaya santai, tetapi mereka sama tajamnya dan persyratan mereka sama menuntutnya seperti kolega media elektonik mereka yang lebih glamour.
Wawancara televisi
Televisi dilihat sebagai tantangan besar oleh sebagian besar orang yang diwawancarai dan kebanyakan takut akan wawancara TV. TV lebih menuntut dalam arti audiens melihat anda dan mengejar anda. Bahasa tubuh, pakaian, latar belakang, dan gerakan anda semuanya memberikan konstribusi pada komukasi dengan audiens. Jika kata muncul dengan benar, tetapi anda banyak berkeringat, anda kelihatan tidak dapat dipoercaya. Anda harus mengeluarkan suara dan melihat dengan benar. Jika seekor lalat bergerak perlahan dihidung anda, pemirsa akan kehilangan semua yang anda katakana karena mereka terlalu tersita melihat gerakan lalat tersebut. Penampilan termasuk pakaian, rambut dan ekspresi muka penting di TV.
Wawancara Radio
Radio seyogianya tidak dipandang sebagai “televisi tanpa gambar”. Rdio memiliki karakteristik dengan manfaat komunikasi yang tidak dapat ditandingi oleh TV. Radio megudara 24 jam sehari disebagian besar kota dengan berita setiap jam serta banyak kesempatan bagi anda untuk berbicara kepada audiens dalam acara “ talk show” dan “ talk back”. Radio menawarkan ruang lingkup lebih banyak dalam waktu penuh yang tersedia disebagian besar keadaan. Transmisi radio telah berkembang 3 kali lipat dalam 25 tahun silam dengan lebih dari satu miliar radio penerima didunia. Kira-kira satu untuk setiap 4 orang di bumi. Orang mendengar radio ketika mereka sedang berjalan, jogging, melakukan pekerjaan rumah tangga, di pantai, mandi di pancuran dan bercinta.(Deakin University, 1985:5).
Radio adalah apa yang terjadi sekarang. Bahkan wawancara yang direkam akan mengudara dalam beberapa jam paling lama. Radio memberikan ilusi hubungan “satu untuk astu”. Ini dibuktikan dengan pasti dalam hal dimana pendengar telah jatuh cinta dengan penyiar dan kaget mengetahui bahwa orang lain membagi hubungan yang sama. Satu teks menguraikan bahwa radio “ sesungguhnya merupakan piranti kita untuk menguping percakapan yang terjadi diantara 2 orang “. (King dan Robert, 1973 hal 24-32)
Meskipun demikian, pesan radio merupakan momen suara yang berlalu dengan cepat. Radio bukan medium untuk penjelasan yang kompleks atau daftar fakta dan statistik. Radio dapat sangat intim, mediun yang hangat. Sedangkan media cetak dingin.
Kejujuran, ketulusan dan keharuan
Ada tiga unsur vital lain dari seluruh wawancara media, kejujuran, ketulusan, dan keharuan atau empati.
Anda sebaiknya selalu jujur terhadap media. Ini tidak berarti harus memberitahukan segala hal kepada wartawan. Tetapi seyogianya menceritakan kebenaran dalam apa yang anda katakan. Juga sebaiknya tidak bersifat menghindar dalam menjawab pertanyaan. Dalam media elektronik, audiens akan dapat mendengar atau melihat hal ini dan akan percaya anda sedang menyembunyikan sesuatu yang buruk. Wartawan akan menyadari dan menghampiri untuk menghantamnya.
Sebagian besar wartawan sudah terlatih dalam teknik bertanya. Apakah seseorang menceritakan kebenaran. Beberapa orang terganggu jika ditanyakan pertanyaan serupa atau sama beberapa kali. Pertanyaan yang diulang-ulang dengan segala dalam bentuk sudut berbeda hanya merupakan salah satu cara memeriksa konsistensi dalam jawaban.
Yang harus dikatakan ketika anda tidak tahu.
Cobalah untuk tidak keluar dari situasi tersebut dengan mengakali media. Jujurlah dan katakana “saya tidak tahu “. Kejujuran dapat menyegarkan dalam wawancara dan komentar media, dan dapat bekerja bagi kepentingan anda.
*) Jim Macnamara memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam media dan komunikasi. Dia memulai kariernya sebagai wartawan, dan telah menulis untuk surat kabar terkemuka termasuk the Sydney morning Herald, majalah, radio, dan televisi.
Dia memiliki Diploma dalam Jurnalisme, Bachelor of Art dalam studi media dan studi kesusasteraan dan Master of Art melalu penelitian dalam media dan hubungan masyarakat.
Jim mempunyai pengalaman berharga karena pernah menjadi baik antagonis maupun protagonis dalam media. Setelah hampir delapan tahun menjadi wartawan, dia menjadi penasehat hubungan masyarakat serta juru bicara sejumlah organisasi dan perusahaan baik nasional maupun internasional.
Dia telah tampil dalam banyak acara meliputi “60 Menit”, “Pertunjukan Nasional Hari Ini,” “ Empat Sudut” dan “Laporan 7.30” ABC, “Selamat Pagi Australia,” serta berita televisi, dan berada di ujung mikrifon baik untuk ratusan wawancara pers maupun radio.
Tidak asing dengan isu-isu yang controversial, jim memiliki pengalaman pribadi dalam menangani media pada subyek yang sensitive seperti : perselisihan industri, penggunaan bahan kimia pertanian, kontaminasi makanan, kesejahteraan binatang (sebagai juru bicara Federasi Peternak Nasional di Australia), radiasi elektromagnetik dari menara telepon bergerak, dan pembajakan perangkat lunak komputer (sebagai Ketua Asosiasi Perangkat Lunak Bisnis di Australia selama enam tahun).
Juga pernah menjadi juru bicara media untuk perusahaan internasional yang banyan mendapatkan perhatian termasuk Microsoft dan raksasa komunikasi bergerak yang bermarkas di Inggris, Vodafone.
Jim mendirikan perusahaan konsultannya sendiri pada tahun 1985 dan pernah bekerja sebagai penasehat hubungan masyarakat dan pelatih media di sederetan perusahaan dan organisasi termasuk Microsof, Lotus Development, Compaq Computer, Coca-cola, Singapore Airlines, Kraft Foods, Bankers Trust, BOC dan Vodafone.
Pada tahun 1994, dia meluncurkan kantor Asia Pacific dari salah satu Perusahaan riset media terkemuka, CARMA International (Computer Aided Researh and Media Analysis) dan terlibat dalam riset media internasional.
Dia adalah penulis sejumlah buku lainnya meliputi The Public Relations Handbook for Clubs and Assosiations, The Public Relations Handbook for Managers and Executives, The Asia Pacific Public Relations Handbook, The Modern Presenter’s Handbook, dan salah satu penulis buku The New Zealand Handbook of Public Relations.
DAFTAR PUSTAKA
Ima Hardiman, Karier Public Relations, Penerbit Gagas Ulung, Jakarta, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar