Rabu, 08 Desember 2010

WikiLeaks Jurnalisme atau Bukan?

INILAH.COM, Washington - Pemerintah AS sulit menghukum kelompok WikiLeaks. Wartawan New York menyerukan dikenakan UU Spionase dan menetapkan WikiLeaks sebagai organisasi teroris.
Pengacara Justice, State and Defense Department AS mendiskusikan kemungkinan menuntut pendiri WikiLeaks itu berdasarkan UU Spionase. Menurut pejabat, mereka berdebat apakah UU Spionase berlaku dan untuk siapa. Tuntutan lain yang mungkin adalah pencurian properti pemerintah.
Wartawan Peter King dari New York menyerukan Assange agar didakwa menggunakan UU Spionase dan menetapkan WikiLeaks sebagai organisasi teroris. Namun, Assange menggambarkan dirinya sebagai wartawan perang salib. Dalam email terbarunya ke ABC News, ia akan mengekspos dokumen “kebohongan, kepemimpinan korup dan pembunuh Bahrain hingga Brazil.”
Dia mengatakan bahwa targetnya hanyalah “Organisasi yang menggunakan kerahasiaan untuk menyembunyikan perilaku tak adil.” Pengacara Washington Plato Cacheris, wakil resmi Aldrich Ames CIA mengatakan Assange bisa berpendapat ia dilindungi oleh Amandemen Pertama.
Terkendala jaminan bebas dari Amandemen Pertama, Departemen Kehakiman menuntut wartawan agar tak mempublikasikan rahasia yang bocor. Terkadang, mereka yang dituntut adalah yang membocorkan dan biasanya adalah pegawai pemerintah. Mereka dituduh bersalah dalam penanganan dokumen rahasia.
Apakah WikiLeaks pembocor rahasia atau media massa? Jaksa Agung Eric Holder mengatakan, WikiLeaks sangat bertanggung jawab karena beberapa postingnya merupakan materi rahasia.
Beberapa organisasi berita berkonsultasi dengan pemerintah AS untuk menghindari pencetakan bahan berbahaya. Termasuk Assange menglaim melakukan upaya itu, namun ditolak. “Orang bisa membandingkan cara berbagai organisasi berita dalam hal ini, semuanya melawan cara WikiLeaks,” kata Holder.
Beberapa orang melihat celah bagi pemerintah. “Assange memungkinkan telah melakukan pelanggaran UU Spionase,” kata pengacara Amandemen Pertama Floyd Abrams.
Pengacara Washington, Bob Bittman terkejut Departemen Kehakiman belum menghukum Assange berdasarkan UU Spionase, dan pencurian aset pemerintah tentang operasi militer AS di Irak dan Afghanistan. “Secara luas, hal itu merugikan keamanan nasional AS,” kata Bittman.
“Tapi hal ini bukanlah pertanyaan mudah,” kata pengacara Washington Stephen Ryan. Ia mengatakan merupakan hal terhormat mendebat Assange yang merupakan jurnalis yang dilindungi Amandemen Pertama dan tak pernah memiliki kewajiban melindungi rahasia AS.
“Di sisi lain, apakah ia bisa dihukum atas persekongkolan atau konspirasi individu yang memiliki tugas melindungi rahasia?” tambah Ryan. Ahli mengatakan, ada perbedaan hukum antara menjadi penerima pasif bocoran, dan menjadi penggerak utama yang menghasut calon pembocor. Semuanya bergantung pada penyidikan.
Prajurit Angkatan Darat AS Bradley Manning dibui di penjara militer dengan keamanan maksimum di Quantico, Virginia. Ia ditahan karena membocorkan video serangan helikopter Apache AS pada 2007 di Baghdad yang menewaskan fotografer dan sopir Reuters. WikiLeaks memposting video itu pada April.
Peneliti militer mengatakan, Manning membocorkan hampir 77 ribu catatan perang Afghanistan yang kemudian diterbitkan WikiLeaks secara online pada Juli. Meski Manning belum dihukum, WikiLeaks memujinya sebagai pahlawan. Kendala lainnya adalah lokasi Assange tak diketahui publik.
Di Perancis, Interpol menempatkan Assange dalam daftar paling dicari setelah Swedia mengeluarkan surat perintah penangkapan. Red Notice interpol ini tampaknya membuat perjalanan internasional menjadi lebih sulit bagi Assange.
Namun, jika Assange dihukum dan ditangkap di negara yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi AS, mungkin ada masalah membawanya ke AS. Ancaman maksimum dari UU Spionase adalah hukuman mati dan negara tanpa hukuman mati sering kali menolak mengirim terdakwa.
Pengacara keamanan nasional terkenal, profesor hukum emeritus Michael Tigar mengatakan, “Reaksi AS agak berlebihan. Menurut Amandemen Pertama, terkadang ekspresi publik bisa membuat pemerintah merasa terusik. Para diplomat mengumpulkan informasi, dan terkadang secara terang-terangan, dan hal ini tak mengejutkan siapapun.” [ito/mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar