Komunikasi Organisasi
Studi komunikasi organisasi adalah
studi mengenai cara orang memandang objek – objek, juga studi mengenai objek
itu sendiri. Peranan yang dimainkan komunikasi dalam studi organisasi
bergantung pada bagaimana organisasi tersebut dipahami. Dalam studi organisasi
ada pandangan – pandangan alternatif tentang realitas, organisasi dan sifat
manusia yang mana konsep – konsep ini akan memandu pemahaman mengenai
komunikasi organisasi.
Pandangan Alternatif
Beberapa pandangan
alternatif dalam memamahami organisasi, pertama realitas sosial dan
bagaimana kita memahami dunia sosial kita. Perilaku dan objek adalah
konstruksi sosial, karena bergantung pada manusia untuk membuat perilaku dan
objek itu signifikan, karena suatu objek sosial sekadar objek yang mempunyai
makna bagi suatu kolektivitas atau menuntut tindakan manusia.Objektif merujuk
pada pandangan bahwa objek – objek, perilaku – perilaku, dan perisitiwa –
peristiwa eksis dalam masyarakat.Sedangkan subjektif menunjukkan bahwa realitas
itu sendiri adalah suatu konstruksi sosial.
Kedua, organisasi.Secara khas organisasi dianggap sebagai kata
benda, sementara “pengorganisasi” dianggap sebagai kata kerja (Weick,
1979).Kita dapat memahami organisasi manusia melalui seperangkat kesamaan
prinsip yang digunakan untuk memahami mesin.Pemahaman seseorang mengenai
organisasi bergantung pada asumsi – asumsi orang tersebut mengenai realitas
atau dunia.
Ketiga, sifat manusia.Kelangsungan hidup
suatu organisasi tergantung pada kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan
seperti halnya sifat manusia.Karena organisasi dan lingkungan mempunyai
struktur yang penting untuk mencocokan keduanya, sehingga adaptasi maksimal
berlangsung.
Implikasi Bagi Perilaku Organisasi
McPhee (1985) menyebutkan unsur –
unsur organisasi meliputi hal – hal seperti;
- Nama – nama resmi pekerjaan,
- Deskripsi,
- Tujuan bagi pegawai,
- Kondisi – kondisi pekerjaan atau kontrak pekerjaan,
- Pembedaan pekerjaan berdasarkan divisi/bagian/unit kerja,
- Buku prosedur pengoperasian organisasi,
- Anggaran dasar maupun anggaran rumah tangga organisasi,
- Dan dokumen – dokumen lain yang menetapkan landasan hukum organisasi.
Organisasi harus mengurus lingkungan
eksternal dan menggunakan strategi adaptatifnya yang terbaik untuk tumbuh
dan terus hidup. Implikasi utama yang harus diingat adalah bahwa bila
lingkungan diciptakan, maka ada kemungkinan untuk menganggap perubahan
organisasi sebagai suatu proses pembuatan keputusan.
Sifat Komunikasi
Organisasi
Komunikasi organisasi lebih dari
sekedar apa yang dilakukan orang – orang. Komunikasi organisasi adalah suatu
disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat.
Studi komunikasi organisasi dianggap sebagai landasan kuat bagi karier dalam
manajemen, pengembangan sumber daya manusia dan komunikasi perusahaan, dan
tugas – tugas lain yang berorientasikan manusia dalam organisasi.
Fungsional Komunikasi
Organisasi
Komunikasi organisasi dapat
didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit – unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.Suatu
organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi dalam hubungan – hubungan
hierarkis antara yang satu dengan lainnnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan.Interaksi di antara semua faktor internal maupun eksternal
organisasi disebut sebagai sistem komunikasi organisasi.
Interpretif Komunikasi
Organisasi
Definisi tradisional (fungsional dan
objektif) menganggap bahwa komunikasi organisasi cenderung menekankan kegiatan
penanganan pesan yang terkandung dalam suatu “batas organisasional”. Komunikasi
organisasi jika dipandang dari suatu perspektif interpretif (subjektif)
dianggap sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan
organisasi. Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi
dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi
makna atas apa yang terjadi. Realitas (organisasi) adalah suatu konstruksi
subjektif yang mampu lenyap saar anggota – anggotanya tidak lagi menganggapnya
demikian yang lebih jelasnya bahwa komunikasi organisasi merupakan proses
pembentukan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi.
Teori Struktural
Klasik
Organisasi Sosial
Istilah organisasi sosial merujuk
pada pola – pola interaksi sosial (frekuensi dan lamanya kontak antara orang –
orang; kecenderungan mengawali kontak; arah pengaruh antara orang – orang;
derajat kerja sama; perasaan tertarik, hormat, dan permusuhan; dan perbedaan
status) dan regularitas yang teramati dan perilaku sosial orang – orang yang
disebabkan oleh situasi sosial mereka baik oleh karakteristik fisiologis atau
psikologis mereka sebagai individu.
Berlu (1960) menyarankan bahwa
komunikasi berhubungan dengan organisasi sosial melalui tiga cara:
- Sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi
- Bila suatu sistem sosial telah berkembang, ia menentukan komunikasi – komunikasi anggotanya
- Pengetahuan mengenai suatu sistem sosial dapat membantu kita membuat prediksi yang akurat mengenai orang – orang tanpa mengetahui lebih banyak daripada peranan – peranan yang mereka jabat dalam sistem
Organisasi Formal
Organisasi yang sengaja dibentuk
untuk mengatur sistem kerja formal yang biasa diebut sebagai birokrasi yang
mana ada suatu tujuan yang ingin dicapai, peraturan – peraturan yang harus
diikuti, dan struktur status secara sengaja dirancang untuk mengantisipasi
maupun mengarahkan interaksi dan kegiatan – kegiatan anggota.
Karakteristik Birokrasi Weberian
Ciri – ciri organisasi terbirokrasi
yang ideal menurut analisis dari karya Weber, yaitu:
- Suatu organisasi terdiri dari hubungan – hubungan yang ditetapkan antara jabatan – jabatan. Blok – blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah jabatan – jabatan.
- Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas – tugas, tugas organisasi disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi.
- Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan (kewenangan legal).
- Garis – garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis.
- Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan – tindakan dan fungsi – fungsi jabatan dalam organisasi.
- Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal, yakni peraturan – peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang.
- Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
- Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
- Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih – alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.
- Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
Komunikasi Jabatan dan Hubungan
Informal
Ciri – ciri suatu organisasi formal
berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan (Redfield,
1953).Hubungan dibentuk antara jabatan – jabatan, bukan antara orang – orang,
karena keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan.Dalam setiap
organisasi formal biasanya tumbuh pula kelompok – kelompok informal.Karena
hubungan informal terbentuk sebagai respon terhadap berbagai kesempatan yang
diciptakan lingkungan, organisasi formal merupakan lingkungan kelompok lebih
nyata yang mempengaruhi jumlah dan pelaksanaan hubungan informal dalam
organisasi.
Manajemen Ilmiah Taylor
Frederick W. Taylor (1856 – 1917)
dalam bukunya yang berjudul Principles in Scientific Management,
melakukan pendekatan terhadap manajemen dilakukan di sekitar lima unsur kunci
yang dianalisa mengunakan analisis Sofer (1972), yaitu:
- Pembagian kerja, dalam hal ini menyangkut bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi didistribusikan. Taylor menyatakan bahwa pekerja harus dibebaskan dari tugas perencanaan dan kegiatan tata usaha. Bila dapat dilakukan, pekerjaan setiap orang dalam organisasi harus terbatas pada pelaksanaan suatu fungsi, yang merupakan konsep pembagian kerja.
- Proses Skalar dan Fungsional, dalam hal ini berkaitan dengan pertumbuhan vertikal dan horisontal organisasi. Proses skalar menunjukkan rantai perintah atau dimensi vertikal organisasi. Pembagian kerja ke dalam tugas – tugas yang lebih khusus dan pembentukan kembali bagian – bagian lebih lebih khusus menjadi unit – unit yang sesuai adalah hal – hal yang berkaitan dengan proses – proses fungsional dan proses ekspansi horisontal organisasi, yang mana perubahan ini berhubungan dengan pilar keempat teori manajemen klasik.
- Struktur, dalam hal ini berkaitan dengan hubungan – hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi. Teori – teori klasik berfokus pada dua struktur dasar yang disebut lini dan staf. Struktur lini menyangkut saluran – saluran kewenangan organisasi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan utama organisasi. Sedangkan struktur staf menunjukan jabatan – jabatan yang memberikan bantuan kepada jabatan – jabatan lini untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan lebih baik, dengan memberikan pertimbangan, bantuan dan pelayanan.
- Struktur Tinggi dan Struktur Datar, terdapat berbagai bentuk struktur organisasi namun pada dasarnya terbagi dua, yaitu struktur tinggi (vertikal) dan struktur datar (horisontal). Tinggi atau datarnya suatu organisasi ditentukan oleh perbedaan dalam jumlah tingkatan kewenangan dan variasi dalam rentang pengawasan pada setiap tingkat. Organisasi berstruktur tinggi sering ditandai dengan pengawasan yang ketat, semangat kelompok, persaingan melalui hubungan pribadi, pertambahan tanggung jawab secara bertahap, ketidakamanan yang konstan mengenai status, penekanan pada teknik manajemen, dan banyaknya peraturan. Sedangkan organisasi berstruktur datar ditandai dengan aktivitas individualistik dan usaha yang dianjurkan yang mana memiliki pengawasan yang standar dan lebih sedikit peraturan.
- Rentang Pengawasan, dalam hal ini menunjukkan jumlah bawahan yang berada di bawah pengawasan seorang atasan.
Teori Transisional
Teori Komunikasi-Kewenangan Chester
Barnard
Dalam buku The Functions of the
Executive, C. Barnard (1938) menyatakan bahwa organisasi adalah sistem
orang, bukan struktur yang direkayasa secara mekanis. Kelompok – kelompok
alamiah dalam struktur birokrasi dipengaruhi oleh apa yang terjadi, komunikasi
ke atas, dan pemimpin yang berfungsi sebagai kekuatan yang padu. Barnard
mendefinisikan organisasi formal sebagai suatu sistem kegiatan dua orang atau
lebih yang dilakukan secara sadar dan terkoordinasikan yang menitikberatkan
konsep sistem dan konsep orang. Bernard menyatakan bahwa eksistensi suatu
organisasi (sebagai suatu sistem kerja sama) bergantung pada kemampuan manusia
untuk berkomunikasi dan kemauan untuk bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan
yang sama pula. Bernard juga merumuskan seperangkat premis yang dikenal sebagai
Teori Penerimaan Kewenangan yang mempunyai maksud bahwa kewenangan yang berasal
dari tingkat atas organisasi sebenarnya merupakan kewenangan nominal yang mana
kewenangan menjadi nyata apabila diterima. Premis – premis tersebut, yaitu:
- Orang tersebut memahami pesan yang dimaksud
- Orang tersebut percaya bahwa pesan tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi
- Orang tersebut percaya, pada saat ia memutuskan untuk bekerja sama, bahwa pesan yang dimaksud sesuai dengan minatnya
- Orang tersebut memiliki kemampuan fisik dan mental untuk melaksanakan pesan
Teori Hubungan Manusiawi Elton Mayo
Melalui penelitian berskala besar
yang membahas produktivitas dan hubungan – hubungan sosial di komplek Hawthorne
yang dimiliki Western Electric Company yang dikenal dengan nama “ Manajemen dan
Pekerja” yang dibantu oleh F. Roethlisberger dan Dickson (1939) telah
membuktikan bahwa suatu struktur informal hubungan sosial memang ada di balik
struktur organisasi yang formal dan bahwa banyak fenomena tidak dapat
dijelaskan dengan dalil – dalil lainnya.
Teori Fusi Bakke dan Argyris
Bakke (1950) menyarankan suatu
proses fusi yang menyatakan bahwa organisasi, hingga suatu tahap tertentu,
mempengaruhi individu, sementara pada saat yang sama individu pun mempengaruhi
organisasi. Argyris (1957) menyempurnakan karya Bakke dengan berpendapat bahwa
ada suatu ketidaksesuaian yang mendasar antara kebutuhan pegawai yang matang
dengan persyaratan formal organisasi
Teori Peniti Penyambung Likert
Rensis Likert mengembangkan suatu
model terkait dengan sebutan model peniti penyambung yang menggambarkan
struktur organisasi.Struktur peniti penyambung menunjukkan hubungan
antarkelompok yang menggalakkan orientasi ke atas daripada ke bawah;
komunikasi, pengaruh pengawasan, dan pencapaian tujuan diarahkan ke atas dalam
organisasi.
Teori Sistem
Scott (1961) menyatakan bahwa “satu
– satunya cara yang bermakna untuk mempelajari organisasi adalah sebagai suatu
sistem”. Ia mengemukakan bahwa bagian – bagian penting organisasi sebagai
sistem adalah individu dan kepribadian setiap orang dalam organisasi; struktur
formal; pola interaksi yang informal; pola status dan peranan yang menimbulkan
pengharapan – pengharapan; dan lingkungan fisik pekerjaan.
Bagian – bagian suatu sistem
organisasi menurut Scott;
- Nonsumativitas; bahwa suatu sistem tidak sekedar jumlah dari bagian – bagiannya.
- Unsur – unsur struktur, fungsi, dan evolusi; merujuk kepada hubungan antarkomponen suatu sistem.
- Keterbukaan; organisasi adalah sistem sosial yang batas – batasnya dapat ditembus untuk memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga memperoleh energi dan informasi.
- Hierarki; suatu sistem mungkin merupakan suatu suprasistem bagi sistem – sistem lain di dalamnya, juga merupakan suatu subsistem bagi suatu sistem yang lebih besar.
Teori Sistem Sosial Katz dan Kahn
Menurut pendapat mereka, bahwa
struktur sosial berbeda dengan struktur mekanis dan struktur biologis. Bila
suatu sistem sosial berhenti berfungsi, maka ia tidak lagi mempunyai struktur
yang dapat di identifikasi karena sistem sosial merupakan struktur peristiwa
alih – alih merupakan bagian – bagian fisik, dan tidak mempunyai struktur yang
terpisah dari kegiatannya. Teori ini menyadari bahwa suatu keadaan yang terorganisasikan
perlu mengenal berbagai hambatan untuk mengurangi komunikasi secara acak ke
saluran – saluran yang sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi.
Ad-hokrasi dan Teori Buck Rogers
Organisasi matriks, organisasi kisi
– kisi, organisasi proyek, dan organisasi ad-hokrasi adalah organisasi –
organisasi komunikasi saat ini dan masa depan. Dalam keadaan demikian, studi
komunikasi adalah studi organisasi. Manajemen dalam konfigurasi matriks dan
kisi – kisi adalah praktik komunikasi organisasi. Praktik – praktik organisasi
masa kini menegaskan prediksi teoritis terdahulu; fungsi pertama seorang
eksekutif adalah menciptakan dan memlihara suatu sistem komunikasi. Komunikasi
sistem adalah organisasi, komunikasi organisasi adalah teori Buck Rogers
mengenai organisasi.
Teori Mutakhir
Teori Weick Mengenai
Pengorganisasian
Konsep Organisasi
Weick (1979) menyatakan bahwa “kata
organisasi adalah kata benda, kata ini juga merupakan suatu mitos. Bila anda
mencari organisasi, anda tidak akan menemukannya. Yang akan anda temukan adalah
sejumlah peristiwa yang terjalin bersama – sama, yang berlangsung dalam kawasan
nyata; urutan – urutan peristiwa tersebut, jalur – jalurnya, dan pengaturan
temponya, merupakan bentuk – bentuk yang seringkali kita nyatakan secara tidak
tepat bila kita membicarakan organisasi. Fokusnya jelas yaitu pengorganisasian
alih – alih organisasi. Proses pengorganisasian menghasilkan apa yang dinamakan
organisasi.
Organisasi adalah suatu sistem yang
menyusaikan dan menopang dirinya dengan mengurangi ketidakpastian yang
dihadapinya.Ini merupakan suatu sistem mengenai “perilaku – perilaku yang
bertautan”, dan ini merupakan kunci bagi berfungsinya organisasi tersebut.
Pengorganisasian terdiri dari
penyesuaian dengan suatu lingkungan yang diperankan, yaitu lingkungan yang
terbentuk oleh tindakan – tindakan para aktor manusia yang paling bergantung
(Weick, 1969:27). Weick (1979) mendifinisikan pengorganisasian “sebagai
suatu gramatika yang disahkan secara mufakat untuk mengurangi ketidakjelasan
dengan menggunakan perilaku – perilaku bijaksana yang saling bertautan.
Pengesahan secara mufakat berarti realitas organisasi muncul dari pengalaman
yang dijalani bersama dan disahkan oleh orang lain melalui sistem – sistem
lambang. Gramatika berarti sejumlah aturan, konvensi, dan praktik organisasi
yang membantu orang – orang melaksanakan tugas mereka dan menjadi dasar untuk
menasirkan apa yang telah dilaksanakan. Ketidakjelasan berarti tingkat
ketidakpastian yang dihadapi para anggota organisasi. Pengorganisasian membantu
mengurangi ketidakpastian tentang informasi yang diperolah para anggota
organisasi ketika mereka mencoba membuat keputusan untuk keselamatan dan
keberhasilan organisasi.
Proses Pengorganisasian
Weick (1979) menyebutkan tiga tahap
utama dalam proses pengorganisasian, yaitu:
- Tahap pemeranan secara sederhana berarti para anggota organisasi menciptakan ulang lingkungan mereka dengan menentukan dan merundingkan makna khusus bagi suatu peristiwa.
- Tahap seleksi, aturan – aturan dan siklus komunikasi digunakan untuk menentukan dan merundingkan makna khusus bagi suatu peritiwa.
- Tahap retensi memungkinkan organisasi menyimpan informasi mengenai cara berorganisasi tersebut memberi respon atas berbagai situasi.
Sifat Organisasi/Manusia
Weick menyatakan bahwa organisasi
tidak hanya berinteraksi dengan lingkungan mereka, tetapi organisasi
menciptakan lingkungan tersebut. Proses – proses kreatif/adaptasi dalam aturan
– aturan dan siklus komunikasi menghasilkan konsep akhir yang sama. Karakter
sistemik suatu organisasi merupakan suatu karakter yang diurutkan secara cermat
dan memungkinkan setiap unit terikat erat dengan sesamanya, sistem semacam ini
disebut terangkai erat. Rangkaian – rangkaian ini merujuk kepada proses –
proses yang mempengaruhi perilaku bersama komponen – komponen organisasi. Weick (1985) menyatakan bahwa dalam
diskusi – diskusi mutakhir mengenai organisasi, realitas dipandang:
- Sebagai sebuah himpunan resep yang berubah bila isu berubah
- Sebagai dalih untuk menarik minat sumber daya dan legitimasi
- Sebagai suatu proses pascatindakan yang digunakan secara retospektif untuk menentukan alasan atas tindakan tersebut
Organisasi dapat berupa anarki,
tetapi anarki yang diorganisasikan.Organisasi dapat berupa rangkaian longgar,
tetapi rangkaian longgar ini ada dalam suatu sistem.Organisasi dapat melakukan
pengambilan keputusan sembarangan, tetapi berdasarkan batas – batas yang
membentuk suatu struktur (Weick, 1985).
Implikasi – Implikas bagi Komunikasi
Organisasi
Mempelajari organisasi adalah
mempelajari perilaku pengorganisasian, dan inti perilaku tersebut adalah
komunikasi.Menurut Weick (1977a),”orang – orang memahami sesuatu melalui
pengalaman dengan bantuan pemutusan dan penyatuan. Pemutusan berarti memotong
kumpulan pengalaman menjadi satuan – satuan yang pantas, dapat diberi julukan,
dapat dinamai dan tindakan penyatuan meliputi penentuan hubungan – hubungan,
khususnya hubungan – hubungan kausal di antara komponen – komponen terputus”.
Teori Kultural Organisasi
Sackmann (1991) menyatakan bahwa
nilai konsep budaya organisasi bagi para peneliti dan para praktisi lebih
bergantung pada penelitian empiris yang dilakukan daripada atas pendapat –
pendapat yang diperdebatkan.Langkah – langkah ke arah kritik dan perbaikan
lebih meningkatkan konsep budaya organisasi daripada sebagai tanda
kehancurannya.Bila suatu organisasi memiliki suatu budaya dan ketahanannya
bergantung pada kemampuannya untuk berubah, maka pertanyaan mengenai bagaimana
mengubah budaya merupakan hal yang kritis.Gagasan mengenai perubahan budaya
juga memberi dorongan pada penelitian tentang simbolisme organisasi dan
maknanya.
Konsep Budaya Organisasi
Smiricich dan Calas (1987)
menyatakan bahwa budaya dapat diuji sebagai sebuah variabel atau suatu metafora
dasar.Bila dipandang sebagai suatu variabel eksternal, budaya adalah sesuatu
yang dibawa masuk ke dalam organisasi, sedangkan bila dipandang dari sudut
internal, penekanannya diletakkan pada wujud – wujud budaya (ritual, kisah –
kisah) yang dikembangkan dalam organisasi.Setiap organisasi memiliki satu
budaya atau lebih yang memuat perilaku – perilaku yang diharapkan, tertulis
atau tidak tertulis.
Implisit dalam konsep budaya adalah
suatu apresiasi tentang cara organisasi dibentuk oleh perangkat – perangkat
khas nilai, ritus, dan kepribadian. Louis (1985) menyatakan bahwa budaya suatu
kelompok dapat digolongkan sebagai seperangkat pemahaman atau makna yang
dimiliki bersama oleh sekelompok orang. Smirch berpendapat bahwa budaya bukan
sekedar sesuatu yang dimiliki organisasi, tetapi juga sesuatu yang merupakan
proses pemahaman organisasi
Implikasi – Implikasi bagi
Komunikasi Organisasi
Peranan komunikasi dalam budaya
organisasi dapat dilihat secara berlainan bergantung pada bagaimana budaya
dikonsepsikan.Kita perlu mengetahui dan mampu menasirkan bagaimana organisasi
menggunakan bahasa, mereka yang terlibat dalam perubahan organisasi pasti harus
mengenali dan berurusan dengan budaya organisasi.Dari pandangan tradisional,
suatu organisasi tertentu mungkin tampak tidak rasional dan tidak
terorganisasi, tetapi organisasi ini mungkin telah membentuk suatu budaya yang
bermanfaat bagi organisasinya. Bahkan komunikasi yang tampak sembarangan,
bertentangan, dan konyol dapat menjalankan fungsi – fungsi pentingnya bagi para
anggota sebuah organisasi
Komunikasi Organisasi
dan Motivasi
Dari semua isu dalam bidang
komunikasi, manajemen, dan kepemimpinan, barangkali isu paling populer adalah
motivasi. Motivasi, merupakan faktor – X dalam efisiensi (faktor yang
menjelaskan kesedian anggota organisasi untuk mencurahkan energi yang berbeda
bagi pekerjaan mereka, prinsip direksi usaha pekerja), dapat dijelaskan dengan
berbagai cara. Terdapat lima teori motivasi yang mengasumsikan bahwa orang
lebih bersedia bertindak ketika mereka mempunyai kekurangan dalam kebutuhan
mereka. Sebagian berpendapat bahwa suatu kebutuhan yang terpenuhi bukanlah
suatu motivator. Adapun teori – teori tersebut akan dijabarkan di bawah ini ;
- Teori Maslow (1943), teori yang membahas mengenai hierarki kebutuhan mengasumsikan lima kebutuhan internal yang diurutkan berdasarkan kepentingannya (prepotensi). Maka, kebutuhan fisiologi merupakan dasar tindakan hingga kebutuhan tersebut terpenuhi, pada saat mana kebutuhan akan keselamatan – keamanan berfungsi sebagai dasar tindakan. Ketika kebutuhan itu terpenuhi, kebutuhan akan rasa memiliki dan penghargaan mendorong tindakan, dan setelah kebutuhan itu terpenuhi, kebutuhan akan aktualisasi diri mulai dirasakan.
- Teori ERG Alderfer (1972), teori ini membahas mengenai motivasi merangkum suatu rentang kebutuhan yang serupa dengan yang diungkapkan Maslow, namun mengabaikan gagasan tentang hierarki dan berpendapat bahwa suatu kebutuhan yang terpenuhi dapat terus berlangsung memotivasi tindakan, dan beberpa kebutuhan seperti pertumbuhan; cenderung menjadi lebih intens ketika telah terpenuhi. Menurut teori Alderfer, kepuasan karena telah terpenuhinya kebutuhan dapat merupakan dasar bagi motivasi yang meningkat.
- Teori kepuasan-ketidakpuasan Herzber (1966), teori ini mengasumsikan dua perangkat kebutuhan, yang menyangkut kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja adalah motivator primer, dan menurut teorinya, itu berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri. Sebaliknya, ketidakpuasan pada dasarnya berkaitan dengan memuaskan anggota organisasi dan menjaga mereka tetap dalam organisasi, dan itu berkaitan dengan lingkungan.
- Teori harapan Vroom (1964), teori ini menyarankan bahwa anggota organisasi akan termotivasi bila mereka percaya bahwa tindakan merka akan menghasilkan hasil yang dinginkan, bahwa hasil mempunyai nilai positif bagi mereka, dan bahwa usaha yang mereka mau curahkan akan mencapai hasil.
- Teori persepsi Pace (1993), teori ini menjelaskan motivasi dalam arti bagaimana anggota organisasi menafsirkan lingkungan kerja mereka. Empat potensialitas disebutkan: seberapa baik harapan terpenuhi, peluang apa yang tersedia, seberapa banyak pemenuhan yang terjadi, dan seberapa baik peranan – peranan organisasi yang bermanfaat dilaksanakan. Keputusan untuk mencurahkan energi guna mencapai tujuan organisasi merupakan suatu fungsi kombinasi persepsi atas keempat potensialitas tersebut.
Perbedaan penting antara organisasi
yang efisiensi – X dan yang inefisiensi – X terletak pada prinsip kebijaksanaan
usaha pekerja yang mengatakan bahwa kinerja pegawai bergantung pada seberapa
baik mereka termotivasi, sedangkan teori ekonomi tradisional mengasumsikan
bahwa usaha kerja adalah tetap.
Apa Yang Memotivasi Pekerja
Kovach (1980) menyatakan bahwa sikap
pegawai dan faktor sebenarnya yang memotivasi pegawai berubah lebih cepat
daripada kecepatan perubahan pengetahuan penyelia mengenai apa yang memotivasi
pekerja. Motivasi seseorang yang merupakan usaha yang diarahkan terhadap suatu
tujuan dengan adanya suatu fungsi harapan bahwa suatu investasi energi tertentu
akan menghasilkan pencapaian tujuan tertentu
Artikel bagus dan berkualitas. sukses untuk blognya. Salam. Leadershipstreet Indonesia
BalasHapusJIKA NADA BUTUH ANGKA TOGEL HASIL RITUAL 2D 3D 4D SGP-HK DIJAMIN TEMBUS KLIK DISINI
BalasHapusSAYA BUKTINYA SUDAH 5X MENANG BERTURUT-TURUT...
JIKA NADA BUTUH ANGKA TOGEL HASIL RITUAL 2D 3D 4D SGP-HK DIJAMIN TEMBUS KLIK DISINI
SAYA BUKTINYA SUDAH 5X MENANG BERTURUT-TURUT...
SAYA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAKASIH KEPADA KI SARTO YANG TELAH MEMBANTU SAYA SELAMA INI KARNA DULUNYA SAYA CUMA ORANG MISKIN YG TAK PUNYA APA2 DAN BERKAT BANTUAN KI ALHAMDULILLAH SAYA SEKARAN SUDAH MAU BUKA USAHA SENDIRI,,JIKA ANDA INGIN MENGIKUTI JEJAK SAYS SILAHKAN HUB 082 333 394 854 KI SARTO ,KARNA CUMA KI YANG PALING BERSEJARA BAGI KELUARGA SAYA.
BalasHapusSAYA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAKASIH KEPADA KI SARTO YANG TELAH MEMBANTU SAYA SELAMA INI KARNA DULUNYA SAYA CUMA ORANG MISKIN YG TAK PUNYA APA2 DAN BERKAT BANTUAN KI ALHAMDULILLAH SAYA SEKARAN SUDAH MAU BUKA USAHA SENDIRI,,JIKA ANDA INGIN MENGIKUTI JEJAK SAYS SILAHKAN HUB 082 333 394 854 KI SARTO ,KARNA CUMA KI YANG PALING BERSEJARA BAGI KELUARGA SAYA.