oleh :Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.
ILMU komunikasi merupakan ilmu pengetahuan sosial
yang bersifat multidisipliner, maka definisi mengenai komunikasi menjadi sangat beragam. Setiap defenisi memiliki penekanan arti, cakupan dan konteks yang berbeda satu
sama lainnya. Terdapat 126 defenisi komunikasi
yang dapat dikumpulkan oleh Frank E.X. Dance. Semuanya setelah dirangkum dapat
dikategorikan manjadi 15 komponen konseptual. Yaitu:
- Simbol/verbal/ujaran, komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal. (Hoben, 1954)
- Pengertian/pemahaman, proses di mana kita memahami dan dipahami orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. (Anderson, 1959)
- Interaksi/hubungan/proses sosial. Interaksi adalah perwujudan komunikasi. Tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi. (Mead, 1963)
- Pengurangan rasa ketidakpastian. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. (Burnland, 1964)
- Proses, komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dll. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka dll.
- Pengalihan/penyampaian/pertukaran. Penggunaan kata komunikasi menunjuk pada pengalihan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang lainnya menjadi bermakna. Misal kata “pohon� mewakili objek pohon.
- Menghubungkan/menggabungkan. Komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian kehidupan dengan bagian lainnya.
- Kebersamaan. Komunikasi adalah proses yang membuat sesuatu yang semula dimiliki seseorang menjadi milik dua orang atau lebih.
- Saluran/jalur/alat. Komunikasi adalah alat pengirim pesan. Misalnya telegraph, telepon, radio, kurir, dll.
- Replikasi memori. Komunikasi adalah proses mengarahkan perhatian dengan menggugah ingatan.
- Tanggapan Diskriminatif, komunikasi adalah tanggapan pilihan atau terarah pada suatu stimulus.
- Stimuli, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi yang berisikan stimuli diskriminatif, dari suatu sumber terhadap penerima.
- Tujuan/kesengajaan, komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima.
- Waktu/situasi, komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu struktur keseluruhan situasi atau waktu sesuai pola yang diinginkan.
- 15. Kekuasaan/kekuatan, komunikasi adalah suatu mekanisme yang memimbulkan kekuatan atau kekuasaan.
Kelima belas komponen konseptual
tersebut di atas merupakan kerangka acuan yang dapat dijadikan dasar dalam
menganalisis fenomena peristiwa komunikasi. Komponen-komponen tersebut baik secara
tersendiri, secara gabungan atau secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai
fokus perhatian dalam penelitian.
JENIS-JENIS TEORI KOMUNIKASI
Menurut Littlejohn (1989) berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek
pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dua kelompok:
1. Teori-teori Umum (general theories), teori ini merupakan teori yang mengarah
pada bagaimana menjelaskan fenomena komunikasi (metode penjelasannya).
Karenanya teori ini memberi analisa piker suatu teori, terdiri dari:
2. Teori-teori fungsional dan struktural.
Ciri dan pokok pikiran dari teori ini
adalah: Individu dipengaruhi oleh struktur sosial atau sistem sosial dan
individu bagian dari struktur. Sehingga cara pandangnya dipengaruhi struktur
yang berada di luar dirinya. Pendekatan ini menekankan tentang sistem sebagai
struktur yang berfungsi. Karakteristik dari pendekatan ini adalah:
- Mementingkan sinkroni (stabilitas dalam kurun waktu tertentu) daripada diacrony (perubahan dalam kurun waktu tertentu). Misalnya dalam mengamati suatu fenomena menggunakan dalil-dalil yang jelas dari suatu kaidah. Perubahan terjadi melalui tahapan metodologis yang telah baku.
- Cenderung memusatkan perhatiannya pada �akibat-akibat yang tidak diinginkan� (unintended consequences) daripada hasil yang sesuai tujuan. Pendekatan ini tidak mempercayai konsep subjektivitas dan kesadaran. Fokus mereka pada faktor-faktor yang berada di luar kontrol kesadaran manusia.
- Memandang realitas sebagai sesuatu yang objektif dan independent. Oleh karena itu, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode empiris yang cermat.
- Memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran dan objek yanng disimbolkan dalam komunikasi. Bahasa hanyalah alat untuk merepresentasikan apa yang telah ada.
- Menganut prinsip the correspondence theory of truth. Menurut teori ini bahasa harus sesuai dengan realitas.Simbol-simbol harus merepresentasikan ssuatu secara akurat.
3. Teori-teori Behavioral dan
kognitif.
Teori ini berkembang dari ilmu psikologi yang memusatkan pengamatannya pada
diri manusia secara individual. Beberapa pokok pikirannya:
- Salah satu konsep pemikirannya adalah model stimulus-respon (S-R) yang menggambarkan proses informasi antara stimulus dan respon.
- Mengutamakan analisa variabel. Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasi variabel-variabel kognitif yang dianggap penting serta mencari hubungan antar variabel.
- Menurut pandangan ini komunikasi dipandang sebagai manifestasi dari proses berfikir, tingkah laku dan sikap seseorang. Oleh karenanya variabel-variabel penentu memegang peranan penting terhadap kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol individu.
Contoh lain teori atau model yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah
Model Psikologi Comstock tentang efek televisi terhadap individu. Tujuan model
ini adalah untuk memperhitungkan dan membantu memperkirakan terjadinya efek
terhadap tingkah laku orang perorang dalam suatu kasus tertentu, dengan jalan
menggabungkan penemuan-penemuan atau teori-teori tentang kondisi umum dimana
efek selama ini dapat ditemukan. Model ini dinamakan model psikologi karena
melibatkan masalah-masalah keadaan mental dan tingkah laku orang perorangan.
Model ini berpendapat , televisi hendaknya dianggap sederajat dengan setiap
pengalaman, tindakan atau observasi personal yang dapat menimbulkan konsekuensi
terhadap pemahaman (learning) maupun tindakan (acting). Jadi model ini mencakup
kasus dimana televisi tidak hanya mengajarkan tingkah laku yang dipelajari dari
sumber-sumber lain.
4. Teori-teori Konvesional dan
Interaksional.
Teori ini beranggapan bahwa agar komunikasi dapat berlangsung,
individu-individu yang berinteraksi menggunakan aturan-aturan dalam menggunakan
lambang-lambang. Bukan hanya aturan mengenai lambang itu sendiri tetapi juga
harus sepakat dalam giliran berbicara, bagaimana bersikap sopan santun atau
sebaliknya, bagaimana harus menyapa dan sebagainya. Teori ini berkembang dari
aliran interactionisme simbolik yang menunjukan arti penting dari interaksi dan
makna. Pokok pikiran teori ini adalah:
- Kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara, serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol. Komunikasi dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society).
- Struktur sosial dilihat sebagai produk dari interaksi. Interaksi dapat terjadi melalui bahasa, sehingga bahasa menjadi pembentuk struktur sosial. Pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.
- Struktur sosial merupakan produk interaksi, karena bahasa dan simbol direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannnya. Sehingga focus pengamatannya adalah pada bagaimana bahasa membentuk struktur social, serta bagaimana bahasa direproduksi, dipelihara, serta diubah penggunaannya.
- Makna dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu dari konteks ke konteks. Sifat objektif bahasa menjadi relatif dan temporer. Makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karena itu makna dapat berubah dari waktu ke waktu, konteks ke konteks, serta dari kelompok social ke kelompok lainnya. Dengan demikian sifat objektivitas dari makna adalah relative dan temporer.
5. Teori-Teori Kritis dan
Interpretif
Jenis teori ini berkembang dari tradisi sosiologi interpretift, yang
dikembangkan oleh Alfred Schulzt, Paul Ricour et al. sementara teori kritis
berkembang dari pemikiran Max Weber, Marxisme dan Frankfurt School.
Interpretif berarti pemahaman (verstechen) berusaha menjelaskan makna dari
suatu tindakan. Karena suatu tindakan dapat memiliki banyak arti, maka makna
idak dapat dengan mudah diungkap begitu saja. Interpretasi secara harfiah
merupakan proses aktif dan inventif.
Teori interpretif umumnya menyadari bahwa makna dapat berarti lebih dari apa
yang dijelaskan oleh pelaku. Jadi interpretasi adalah suatu tindakan kreatif dalam
mengungkap kemungkinan-kemungkinan makna.
Implikasi social kritis pada dasarnya memiliki implikasi ekonomi dan politik,
tetapi banyak diantaranya yang berkaitan dengan komunikasi dan tatanan
komunikasi dalam masyarakat. Meskipun demikian teoritisi kritis biasanya enggan
memisahkan komunikasi dan elemen lainnya dari keseluruhan system.
Jadi, suatu
teori kritis mengenai komunikasi perlu melibatkan kritik mengenai masyarakat
secara keseluruhan. Pendekatan kelompok ini terutama sekali popular di Negara-negara
Eropa.Karakteristik umum yang mencirikan teori ini adalah:
- Penekanan terhadap peran subjektifitas yang didasarkan pada pengalaman individual.
- Makna merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai meaning centered.
- Bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia.
Di samping karakteristik di atas yang menunjukan kesamaan, terdapat juga
perbedaan mendasar antara teori-teori interpretif dan teori-teori kritis dalam
pendekatannya. Pendekatan teori interpretif cenderung menghndarkan sifat-sifat
preskriptif dan keputusan-keputusan absolute tentang fenomena yang diamati.
Pengamatan menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang bersifat tentative
dan relative. Sementara teori-teori kritis lazimnya cenderung menggunakan
keputusan-keputusan absolut, preskriptif dan juga politis sifatnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa teori interpretif ditujukan untuk memahami
pengalaman hidup manusia, atau untuk menginterpretasikan makna-makna teks.
Sedangkan teori kritis berkaitan dengan cara-cara di mana kondisi manusia
mengalami kendala dan berusaha menciptakan berbagai metode untuk memperbaiki
kehidupan manusia.
A. Jenis Teori-teori Kontekstual
Berdasarkan konteks dan tingkatan analisisnya, teori komunikasi dapat dibagi
menjadi lima :
- Intra personal communication, yaitu proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Fokusnya adalah pada bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya. Umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui pancainderanya.
- Interpersonal communication, yaitu komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (non-media) atau tidak langsung (media). Fokus teori ini adalah pada bentukbentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik komunikator.
- Komunikasi kelompok. Fokus pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi, namun pembahasannya berkaitan dengan dinamika kelompok, efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi serta pembuatan keputusan.
- Komunikasi Organisasi. Mengarah pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal. Pembahasan teori ini menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasiannya serta budaya organisasi.
- Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi melibatkan keempat teori sebelumnya. Teori ini secara umum memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antara media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak komunikasi massa terhadap individu.
Referensi:
1. Sasa Djuarsa S., Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta . 2003
2. John Fiske, Introduction to Communication Studies, Sage Publications, 1996
3. Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communiation, Wadsworth
Publication, New Jersey ,
1996.
artikel yg bagus
BalasHapusthanks infonya gan
BalasHapustetap semangat bekerja
BalasHapus