Terserah
Kau
Ada pertanyaan
mengenai keputusan apa yang kita ambil?. Semua
itu tergantung dari diri kita sendiri apakah kita merelakan menjadi objek bagi
perilaku manusia yang lain, korban tak berdaya dan sia-sia, atau sebaliknya,
sebuah pilihan lain berupa jalan yang membuat kita memasuki kehidupan baru,
mempelajari pengetahuan baru yang dapat diketahui dari buku ini.
Gerbang
Terbuka
Sebagai
manusia yang hidup di dunia ini, sudah seharusnya pun dalam melakukan sesuatu
perlu berpikir selayaknya seorang manusia. Hal yang menguntungkan adalah
menganggap spesiesmu sebagai makhluk paling mulia dibandingkan yang lainnya.
Dan jika ingin menjadi yang terdepan, kita perlu meyakini pula bahwa diri kita
sendiri adalah manusia yang lebih unggul dibandingkan dengan yang lainnya.
Karena manusia yang dengan berkembang akalnya, melakukan perubahan terhadap
dunianya.
Kehidupan
yang terpilih
Dalam
kehidupan ini, kita mungkin menerima bujuk-rayu, intimidasi, provokasi, dan
hal-hal lain yang mempengaruhi diri kita, tetapi kita bisa tetap menjadi
pengambil keputusan bagi diri kita sendiri.
Dunia
mereka
Sebelum berupaya
untuk mempengaruhi orang lain, pahamilah bagaimana dunia pikirannya memaknai sebuah
fakta untuk kemudian membentuk realitas bagi dirinya sendiri. Yang nantinya
akan diracuni oleh ide kita, demi terbentuknya realitas baru, dunia baru dalam
pikirannya, yang sesuai dengan kemauan kita.
Makhluk
yang meninggikan dirinya sendiri
Manusia sudah selayaknya kalau kita harus
berpikir selayaknya manusia. Dan hal yang menguntungkan adalah menganggap
spesies kita sebagai makhluk yang paling mulia dibandingkan dengan yang
lainnya. Jika, kita ingin menjadi yang terdepan dalam spesies kita, kita perlu
meyakini pula bahwa diri kita adalah manusia yang lebih unggul dibandingkan
manusia yang lainnya.
Cinta dan Benci
Kita
perlu memiliki kesiapan terhadap diri sendiri
apabila ingin menjadi subjek atas pikiran dan perilaku sesama manusia
dan agar kita tidak diperlakukan menjadi objek orang lain. Jangan pernah
menggantungkan segala sesuatunya terhadap orang lain, yakni mereka yang
membuatmu menjadi lebih baik, mereka yang memuliakanmu, mereka yang menyemangatimu,
dan hal-hal yang baik lainnya. Karena itu yang akan membuat diri kita menjadi
objek bagi orang lain. Oleh sebab itu, kita harus memberikan pemisahan antara
jati diri manusia dengan perilakunya. Dan jangan pernah mencintai perilaku
orang lain, agar tidak kecewa terhadap dia saat dia melakukan kesalahan.
Eksistensi
Orang
lain mungkin banyak yang merendahkan atau sebaliknya meninggi-ninggikan kita,
tetapi yang harus kita ketahui semua itu hanyalah menguntungkan dirinya dan
tidak ada untungnya bagi kita. Beberapa manusia hanya mengakui kekuatannya, dan
beberapa yang lainnya hanya berkutat dengan kelemahannya. Agar menjadi subjek
bagi orang lain, kita perlu menjadi subjek bagi diri sendiri terlebih dahulu,
yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan kita, untuk dapat menaklukan
diri sendiri maupun orang lain.
Pengamatan
Beberapa
situasi, kondisi, dan orang-orang di luar sana mungkin memengaruhi kita, tetapi
dengan memahami benar-benar reaksi-reaksi yang timbul dari diri kita dengan perubahan
fisik dan emosi. Dan perlu kita ketahui, bahwa sejatinya yang bisa memengaruhi
kita adalah diri sendiri. Pengaruh buruk dari orang tidak seharusnya kita
terlalu memikirnya karena itu tidak berguna bagi kita. Demikian halnya, jika
kita berniat untuk menjadi subjek atas pikiran dan perilaku orang lain, kita
pun harus bertindak sama: mengamatinya dengan melepas segala macam bentuk ego
dan persepsi kita pula. Kebanyakan orang begitu enggan untuk memperhatikan
orang lain, karena untuk memperhatikan diri sendirinya pun tidak selalu
dilakukannya. Perhatikan orang lain dengan netral, lalu jadilah pengamat yang
baik dan adil bagi orang tersebut.
Konektivitas
Dalam
internal manusia memiliki keterhubungan dari tubuh, pikiran, dan perasaannya.
Demikian pula dalam dunia eksternalnya yang terkain dengan sosialisasinya. Ada
perilaku manusia dalam pola-pola bawah sadarnya mengikuti dan menyamakan diri
dengan orang-orang yang dianggap dekat dengannya. Lebih spesifik lagi, dalam
berinteraksi manusia bahkan secara naluriah mengikuti berbagai tindakan
orang-orang yang dianggap dekat dengannya atau memiliki jalinan kesamaan
dengannya. Misalnya di dalam transportasi umum terdapat seseorang yang sedang
menguap, ada pula orang lain yang menguap pula.
Konektivitas tanpa sadar seperti
ini bahkan bisa terjalin hingga mencapai taraf mendetail dari ekspresi dan
gestur dari manusia yang sedang berinteraksi, bercakap-cakap, atau hanya berada
dalam kondisi yang sama. Hal-hal mendetail seperti ini meliputi persamaan
posisi tubuh, gerakan tubuh, tekanan otot wajah dan tubuh, intonasi suara,
mimik wajah, arah mata dan bentuk sorotannya, akses bicara, hingga persamaan
kosakata yang digunakan pada saat tersebut. Jika di perlukan, kita dapat
melakukan tindakan meniru berbagai pola gestur atau ekspresi orang yang hendak
kita pengaruhi, tentu saja dengan tindakan yang halus dan elegan, dan tidak
kentara sehingga tidak dipandang oleh orang yang kita pengaruhi sebagai sebuah
tindakan yang disengaja atau dibuat-buat.
Lawan atau lari
Prinsip
respon lawan atau lari (fight and flight response) dikemukakan pada tahun 1929
oleh Walter Bradford Cannon (psikolog Harvard) yang berlaku pada saraf simpatis
(symphatetic nervous system) binatang dan kemudian diadaptasi untuk menjelaskan
perilaku manusia dalam memberikan reaksi terhadap tekanan atau stres yang
terjadi pada dirinya. Pada zaman dahulu, nenek moyang kita memiliki insting
mempertahankan hidup dengan mengembangkan kemampuan melawan (fight) atau lari
(flight). Namun sering dengan kemajuan peradaban, manusia semakin membutuhkan
kenyamanan sehingga kegiatan perkelahian (fight) berangsur-angsur berkurang dan
timbul sebuah kegiatan pengendalian diri dan tumbuhnya kesadaran.
Pengaruh &
bujuk rayu
Sebuah
sudut pandang tentang persuasi yakni sebuah dalil tombol-tombol emosi manusia
lewat lima motivasi psikologi manusia yang dikemukakan oleh orang lain lagi,
dalam referensi buku yang menyatakan bahwa orang tersebut bernama Elmer
Wheeler.
·
Importance (kepentingan). Merupakan
kebutuhan dasar manusia untuk menjadi lebih unggul dibandingkan dengan manusia
lainnya.
·
Appreciation (penghargaan). Merupakan
kebutuhan seseorang yang menjadikannya mampu meninggalkan pasangan atau
pekerjaanya terdahulu atau apapun agar dirinya “dihargai”.
·
Approval (penerimaan). Merupakan
keinginan umum seseorang untuk diterima dan disukai orang lain.
·
Ease (kemudahan). Merupakan naluri
manusia yang lebih ingin untuk memperoleh sesuatu dengan lebih mudah.
·
Success (keberhasilan). Merupakan naluri
manusia untuk dianggap sukses dalam berbagai hal, termasuk uang, kedudukan,
atau pasangan.
Hal ini
mengenai seni membujuk rayu, memprovokasi, dan memperngaruhi, membajak pikiran
dan perilaku orang lain untuk menuruti apa yang kita kehendaki, yang
seakan-akan berda dalam keputusannya sendiri. Layaknya sebuah racun yang
dicampurkan ke dalam gelas anggurnya, yang tetap terasa manis saat diminum,
tetapi mematikan.
Figur
Memanfaatkan
sumber daya atau kemampuan ada pada diri sendiri itu lebih baik daripada
bergantung pada pihak lain. Karena dalam pikiran, berbagai informasi, termasuk
kecerdasan dan kepiawaian mental pihak lain, tentunya sudah di serap dan
menjadi hak milik kita. Jika membutuhkan
sikap mental tertentu yang dimiliki orang-orang lain, baik orang lain yang
pernah ada atau hanya dalam khayalan atau bahkan diri sendiri, berpura-puralah
dengan seluruh penghayatan kita bahwa kita telah menjadi figur tersebut.
Citra
Manusia
mempunyai naluri untuk mencari kesamaan atau hal-hal ideal dalam pikirannya
yang bahkan tidak bersifat penampakan fisik. Perkembangan prosen pikirannya
membanya pada pencitraan akan hal lain yang dianggap sama atau idel baginya.
Intermezo: dilema benar-salah
Konon
seorang filsuf Yunani kuna Protagoras mengajar hal-hal berkaitan dengan hukum,
memberikan beasiswa kepada seorang murid yang miskin tetapi dianggap sangat
potensial. Beasiswa tersebut tidak bersifat cuma-Cuma. Protagoras meminta murid
pandainya tersebut kelak melunasi seluruh biaya sekolah setelah memenangi kasus
dipengadilan untuk pertama kalinya. Namun, setelah sekian lama si murid merasa
tidak tertarik untuk menangani kasus-kasus hukum sehingga Protagoras merasa
rugi dan mengajukan tuntutan hukum kepada si murid.
Intermezo : mendeteksi kebohongan
Banyak
pembohong yang bisa menutupi kebohongannya dan ada pula beberapa orang jujur
yang karena alasan-alasan tertentu, justru menunjukkan gerak-gerik yang identik
dengan sinyal kebohongan. Pembohong yang tidak biasa berbohong, bisa menyambar
sebuah jalan keluar palsu yang kau berikan kepadanya, sebuah fakta palsu yang
bisa membuatnya merasa bahwa jalan keluar tersebut mengukuhkan kebohongannya
dan merasakan keamanan. Hal-hal yang berkaitan dengan emosi manusia dari
pikirannya, memengaruhi ekspresi dan gerakan-gerakan lain dari tubuhnya,
termasuk kegelisahan, ketakukan, panik, ketidaknyamanan, kehati-hatian, dan
hal-hal lain yang biasa terjadi ketika manusia melakukan kebohongan dan
berupaya menutupinya. Kebiasaan melakukan “Pengamatan” akan membuat kita lebih
mudah memahami kapan seseorang berbohong kepada
kita, atau sebaliknya benar-benar jujur pada kita. Sebagai seorang
pengamat engkau harus mengambil posisi yang benar-benar netral dan tidak
memihakatau menghakimi objek kita, serta yang lebih penting lagi, tidak memihak
diri kita sendiri.
Make Up
1. Emosional
Beberapa
make-up dalam pembentukan kalimat dengan memilih kata-kata tertentu yang
mengandung makna tuntutan emosional lawan bicaramu juga sangat bermanfaat,
seperti “Dapat anda rasakan
seandainya...”, ”Bayangkanlah saja...”, “Imajinasikan jika ini berhasil...”, “Ini
dapat membuatmu nyaman...”, atau “Ini
tentulah menyenangkan anda...”
2.
Repetisi
atau Pengulangan
Merupakan
seni mengulang suatu kata atau kalimat yang sebenarnya merupakan pernyataan
dengan makna yang sama dengan harapan akan lebih memberikan nuansa persuasif
yang dapat menancap dalam-dalam di benak objek kita. Ini sebuak make-up
yangjika dinyatakan dengan tepat akan membuat komunikasimu lebih cantik.
3.
Kekinian
atau Present
Merupakan
sebuah make-up kalimat yang bertujuan memanipulasi lawan bicara untuk
mendapatkan sensasi dari kalimatmu saat ini juga, bukan pada waktu yang akan
datang. Tujuannya untuk melandaskan pernyataan yang kita sampaikan tersebut
dalam kreasi pikirannya saat itu juga.
4.
Pribadi
atau Personal
Tentang
prinsi make-up yang digunakan untuk mengarahkan persuasif kita secara tepat
sasaran dan menancap kuat di dalam benak objek kita dengan pengadaptasian
kata-kata yang bersifat pribadi atau bahkan nama objek kita secara langsung.
5.
Metafora
atau Metaphor
Merupakan
prinsip komunikasi yang menguatkan benak lawan bicara dengan menitikberatkan
deskripsi pembicaraan kita dalam
bentuk bercerita. Metafora sering dilihat sebagai fungsi kognitif dasar menurut
pendekatan linguistik kognitif, yaitu manusia secara alamimelihat ciri-ciri
umum dalam setiap kegiatan hidup yang
didasarkan pada fakta-fakta yang
berbeda, dan perilaku seperti itu diperlukan untuk pemahaman dan pembelajaran
hidupnya. Berhati-hati dlam mengungkapkan bentuk metafora, pelajarilahlawan
bicaramu terlebih dahulu untuk membentuk metafora yang pas, karena jika tidak,
kau bisa dianggap berlebigan atau hiperbolik.
Strategi
1. Perbandingan
dan tanpa perbandingan
Prinsip
perbandingan dan dan tanpa perbandingan adalah seni bagaimana menggunakan kecerdasanmu
untuk menggali hal-hal yang belum tampak.
2. Deduksi
dan Induksi
Merupakan
dua cara berbeda dari manusia dalam berpikir dengan logikanya. Deduksi adalah
seni memerintah yang kemudian diberi alasan atau argumentasi tambahan untuk
melengkapinya saja (bentuk repetisi). Sementara itu, induksi menunjukkan
alasan-alasan atau berbagai argumentasinya terlebih dahulu sebelum memberikan
saran kepada orang lain.
3. Fakta
dan Ide
Ini
adalah seni memanipulasi “pembenaran” yang dicampurkan dalam sebuah atau
beberapa “kebenaran” sehingga
“pembenaran” tersebut dianggap sebagai “kebenaran” bagi objekmu. Kita perlu
menyertakan beberapa fakta yang tidak tersanggahkan dan kemudian menyisipka ide
atau saran dengan tujuan resistensi atau penolakan dari objekmu telah melemah
karena logikanya telah mengiyakan apa yang telah kita nyatakan sebelumnya.
4. Manfaat
dan Keuntungan
Dalam
seni memengaruhi, perbedaan yang jelas dari “manfaat” dan “keuntungan” perlu
kita ketahui, karena kedua kata ini yang tampaknyabermakna identik menunjukkan
sebuah hakikat yang bisa berbeda daya pengaruhnya, yang menimbulkan efek yang
berbeda pula. Saat melakukan bujukan atau persuasi terhadap lawan bicara
berikanlah suatu penegasan “keuntungan” di balik pernyataan “manfaat-manfaat”
yang kau berikan.
5. Yes Set
Pola
Yes Set ini digunakan untuk orang yang cenderung pasif, meskipun dia tetap
tidak menganggap kita sebagai figur yang lebih superior dibandingkan dirinya.
Di tangan yang ahli menggunakannya, ini adalah seni bujuk rayu yang berefek
dahsyat.
6. Bertahap
atau Progresif
Prinsip
ini membiasakan si objek untuk mengiyakan apa yang kita inginkan, dalam hal ini
menyetujui apa yang kita anjurkan, yang dimulai dari pernyataan-pernyataan yang
bersifat “seharusnya demikian/seharusnya disetujui”karena merupakan “fakta” dan
kemudian disispi oleh suatu bujukan yang berupa “ide”.
7. Lakukan
dengan jangan lakukan
Sebuah
cara alternatif lainnya untuk mengelabui resistensi (keraguan) yang timbul dari
logika berpikir objek kita. Strategi ini adalah “bersahabat” dengan keraguan
yang ada pada objek kita, yang justru kita nyatakan terlebih dulu untuk
kemudian kita tenggelamkan kembali dalam-dalam.
8. Penolakan
dibalik persetujuan
Pada
prinsipnya, tidak ada orang yang serta-merta bersedia untuk “ditolak”, karena
dia akan merasakan hal yang kurang nyaman apalagi jika ia menganggap dirinya
lebih superior dibandingkan dengan orang yang menolaknya. Penolakan dibalik
persetujuan ini adalah pernyataan kontraproduktif yang bisa menggagalkan semua
bentuk bujukan persuasif kita dalam semua bentuk pola yang ada.
Sesat
logika
1.
Sebab-akibat:
Membenarkan akibat
Ini
adalah sebuah manipulasi logika dari pernyataan yang secara mendasar
distrukturkan dari alur logika “jika...,
maka...”.
2.
Sebab-akibat:
Menyangkal sebab
Ini
adalah sebuah pola lain dari bentuk sebab-akibat dengan struktur dasar alur
logika “jika..., maka,,,” yang bisa memanipulasi mereka yang tidak waspada.
3.
Pertengahan
tak terdistribusi
Ini
adalah pola yang meberikan ilusi terhadap perbedaan muatan “sebagian” dan “semua”
terhadap sebuah fakta sehingga memanipulasi logika manusia.
4.
Quarternio
Terminorum
Ini
adalah kumpulan pernyataan yang menghubungkan kesamaan dari suatu hal dengan
hal yang lainnya lagi secara berurutan untuk kemudian diambil kesimpulan yang
menyesatkan.
Intermezo: Nested Loops
Teknik
nested loops merupakan pola untuk memberikan suatu pesan yang efektif menuju
fungsi bawah sada manusia dan memanfaatkan kondisi trance, yang diselubungkan
lewat berbagai pernyataan yang disebut dengan “sangkar” (nested) dan distrukturkan
lewat “loop”. Ketika pikiran manusi dibebani oleh cerita yang tidak lengkap
akan terjadi proses pembebanan di tingkat fungsi bawah sadarnya (usconscious)
karena “keinginan untuk mendengarkan sisa cerita”.
Drama
Penulis
mengibaratkan sama halnya dngan kita menyajikan suatu pertunjukan drama secara
langsung, dan kita dapat menempatkan diri sebagai sutradara sepenuhnya. Dengan
memahami tujuan akhirnya, sebuah ending pertunjukan yang penuh kesan, kita
sendirilah yang menentukan, apakah sebagai sutradara kita perlu mengambil
posisi dibelakang layar saja, ataukah sebaliknya turut mengambil peran sebagai
bintang utama atau pemeran pembantu. Penulis menyatakan saat kita mempersiapkan
dengan baik segala sesuatunya dan kita sajikan dengan indah, hasil memuaskan
sesuai dengan tujuanmu niscaya tercapai. Sebaliknya, jika kita serampangan,
hasil yang buruklah yang akan didapatkan.
Intermezo: The Saw
Memanfaatkan
kecerdasan secara beruntun kepada semua orang dan kapan justru menjadikan orang
tahu seberapa cerdasnya diri kita. Dan itu malahan membuat kita tampak bodoh
karena sesamamua mengetahui dengan jelas apa adanya diri kita. Sembunyikan
kecerdasaan kita dan pergunakan saja kepada orang-orang yang tepat.
Kata-kata mutiara
1. Tentang
kehidupanmu
“Lebih
baik aku mengkhianati duniaku daripada dunia yang mengkhianatiku,”(Cao Cao)
2. Tentang
pengetahuanmu
“Hanya
dengan keindahanlah manusia dapat memasuki dunia pengetahuan.” (Friedrich
Schiller)
3. Tentang
perilakumu
“Penipu
yang andal adalah pelaku seni sulap yang andal pula.” (Adolf Hittler)
4. Tentang
sesamamu
·
“Seorang sejati tidak membenci
siapapun.” (Napoleon Bonaparte)
·
“Berlajarlah dari orang banyak, kemudian
ajarilah mereka.” (Mao Zedong)
5. Tentang
perselisihan dan peperangan
“Jangan
pernah meremehkan kekuatan dari musuhmu , tak peduli apakah ia besar atau
kecil, mereka tetap berkemungkinan untuk menyerangmu pada suatu waktu.” (Atilla
the Hun)
Cosa Nostra
kita menjadi penguasa atas pikiran dan
perilaku sesama manusia, menjadi mastermind dari segenap perbuatannya, sebagai
dalang dibalik layar atau tokoh paling penting, baik dikenal maupun tidak. Dan
pergunakanlah ini dengan semestinya, karena memanfaatkannya dengan tidak cerdas
akan merugikan diri sendiri.
Armageddon &
Dunia baru
Ketika
semua orang berlomba-lomba mengambil peran sebagai penentu atas kehidupan yang
lainnya, yang terjadi adalah kegiatan saling menaklukan dan bukannya atas dasar
untuk bekerjasama membangun dunia ini menjadi lebih baik. Konon, saat pendekar
terbaik dimuka bumi ini telah menaklukkan siapa saja, dia bukannya menjadi
berbangga, tetapi merasakan kehampaan dalam hidupnya. Karena apa yang
dihadapinya sudah tidak menarik lagi sehingga dia memutuskan untuk menaggalkan
kemampuannya dan menjalani “turun kelas”, menjalani hidup yang baru dengan
menjadi manusia biasa lagi. Dan disitulah ia menemukan gairahnya kembali.
SUMBER : Willy Wong, Mengakali
Pikiran: Cara Cerdas Negosiasi, Melobi, Mempengaruhi, & Memprovokasi Orang Lain, Visimedia, Jakarta,
Cetakan ke 2, 2012
mantap......
BalasHapusthanks....
Agen Poker Terpercaya