Citra seseorang turut dipengaruhi oleh kemampuannya ketika menghadapi public. Bukan hanya persoalan prestise, namun seni menghadapi public memiliki hakikat berupa kecerdasan mengorganisir kalimat kedalam jalan pikiran.
Public
sendiri lebih berperan sebagai pelaku dan dalam public relations sangat
diskriminatif dalam menentukan public artinya kegiatan public relations sebatas
public tertentu saja dengan tujuan untuk mengefektifkan pengelolaan pesan.
Penentuan
public ini bertujuan untuk mengiedentifkasi public yang tepat yang akan
dijadikan sasaran, selain sebagai skala prioritas dalam kaitannya keterbatasan
anggaran, penentuan media dan strategi public relations.
Keengganan
berhadapan dengan public disebabkan ketakutan, sempitnya wawasan dan kurangnya
pengalaman. Dale Carnegie ada beberapa syarat untuk menjadi pembicara public
yaitu mulailah dengan motivasi kuat, ketahuilah sepenuhnya apa yang akan anda
bicarakan, bicaralah dengan penuh keyakinan, kemudian berlatihlah…berlatihlah..berlatihlah.
Kita
ketahui dulu hal-hal yang berhubungan dengan public berupa sikap, opini, citra
dan issue.
Public Dan Opini
PUBLIC
sendiri adalah sosok yang terkadang banyak memfokuskan pada performance
terkadang tidak pernah melihat apapun selain dirinya. Stimulus pribadi berupa
suatu hal yang bermanfaat dan menguntungkan itulah yang akan didengar, termasuk
figuritas personal-pun begitu kentara secara implusif diabaikan manakala tak
sesuai dengan pencitraan dan kualitas individu.
Public
juga bisa merupakan massa yang mengambang sehingga mudah dipengaruhi dan
dikendalikan melalui komunikasi persuatif yang bersifat mendoktrin dan seiring
dengan kuatnya sebuah wewenang dan kekuasaan seseorang. Seorang pemimpin yang
berbicara akan lebih cepat diengar daripada seorang orasi hebat yang tidak
dikenal oleh publiknya
John
dewey mengartikan public sebagai unit social aktif yang terdiri dari semua
pihak yang terlibat mengenali problem bersama yang akan mereka cari solusinya
secara bersama-sama[1]. Frank
Jefkin mengartikan kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu
organisasi,baik secara internal maupun eksternal[2]
Terkadang
publikpun terpengaruh oleh mayoritas, dimana tingkat kelajiman dan prilaku yang
mengakar bisa menghnetikan sebuah perubahan. Ingin merubah public, rubahlah
opini prilaku mereka dengan hal-hal yang lebih kuat pengaruhnya dan pembentuk
opini public inilah dasar untuk menguasai public dan opini ada dimedia social.
Gambaran
tekanan opini public dapat diungkapkan oleh Russell Lowell seorang penulis dan
editor atlantic monthly bahwa “tekanan dan opini public adalah seperti
atmosfer. Anda tidak bisa melihatnya, tetapi tekanannya seberat 16 pon per inci
persegi”[3]
Begitupun
public-pun bisa berpengaruh berdasarkan pendapat mereka. Pendapat mereka lajim
dikatakan dengan opini yang diartikan sebagai sebuah “ekspresi energy social
yang mengintegrasikan actor individual kedlaam pengelompokan social dengan cara
yang mempengaruhi politik”[4]. Dari
definsi daiatas, Lebih lanjut cutlip (2007:239-241) menyimpulkan kalau opini
public dapat dilihat dari :
a) Arah opini mengidentifkasikan kualitas
evaluative dari predisposisi, yang memberitahu kita evaluasi,
“positif-negative-netral”
b) Pengakuan intensitas meneunjukan
seberapa kuatkah perasaan orang terhadap opini mereka apapun arahnya.
c) Stabilitas mengacu pada sberapa lama
responden emnganut arah dan intensitas perasaan yang sama.
d) Dukungan informasional mengacu pada
seberapa banyak pengetahuan public terhadap objek opini.
e) Pengkuran dukungan social memberikan
bukti tentang sejauhmana orang menganggap opini mereka juga didukung oleh orang
lain dalam lingkungan social mereka.
Artinya
jangan takut opini dan jangan menghindari kalau opini terbentuk karena public
memiliki berbagai orientasi dan tanggapan antara lain :
a) All
Issue Public , bersikap
aktif dalam semua isu,
b) Apathetic
Public, tidak memperhatikan atau tidak aktif terhadap
semua isu,
c) Singles-Isue
Public, aktif pada
satu atau sejumlah isu terbatas,
d) Hot-Sue
Public, baru aktif
setelah media mengekspos hamper semua orang dan isu menjadi topic social yang
dieprbincangakn secara luas.
Sikap dan opini.
Sikap
adalah predisposisi atau preferensi lintas-situasional bereknaan dengan sbuah
objekOpini terbentuk karena ada tanggapan orientasi public yang dipengaruhi
oleh kerangka referensi evaluative berupa nilai dan kepentingan.kognisi berupa
pengetahuan dan keyakinan, afeksi berupa perasaan serta kecenderungan
(conation) berupa niat prilaku.
Menurut
price dan Robert dalam public opinion processes dari kutipan Cutlip[5] mengungkapkan
para sarjana pada umumnya membedakan antara sikap dan opini dengan dua cara :
1) Opini umunya dianggap sebagai respon
verbal dan jelas terhadap stimulus spesifik (sebuah isu) sedangkan sikap adalah
kecenderungan umum yang lebih mendasar untuk memberikan respon mendukung atau
menolak serangkaian stimulus. Opini sifatnya situasional sedangkan sikap lebih
lama melekat dalam diri seseorang dalam berbagai situsi.
2) Kandungn opini dinggp lebih bnyak sisi
kognitifnya ketimbang afektifnya…sikap adalah orientasi intuitif yang cepat
sedangkan opini adalah pilihan yang diikir masak-masak untuk melakukn sebuh
tindkan dalam matrik social.
[1] John
dewey, the public and it’s a problems, henry holt and company, new York,
1927:15
[2] Frank
jefkin, public relations, terj haris munandar, erlangga, Jakarta, 2004:80
[3] Dari
kutipan Scott M. Kutlip, et.al, efektive public relations, terj. Tri wibowo,
kencana, Jakarta, 2007:238
[4] Ibid,
2007:239
Tidak ada komentar:
Posting Komentar