Jumat, 09 Maret 2012

PENCITRAAN PRIBADI

By ahmad elqorni *)

BERBICARA pencitraan tak lepas dari preposisi seseorang atau organisasi terhadap citranya dimata public sehingga melahirkan sebuah respon positif. Begitu juga akselerasi public terhadap pribadi selalu dapat dilihat dari sejauhmana menampilkan kesan positif yang bisa membangun tingkat kepercayaan terhadap pigur pribadi atau branch image sebuah organisasi.

Maslahnya sering kali terjadi  kalau citra membangkitkan kepura-puraan kita terhadap public. Sehingga seolah anda melakukan sesuatu bukan diri kita tapi polesan lipstick. Apa yang kita lakukan hampir sama dengan apa yang kita pikirkan. Anda akan terlihat percaya diri ketika anda berpikir bahwa diri anda pantas untuk memiliki citra anda sehingga ketika anda masuk kesebuah butik atau restoran anda pikirkan tentang jenis pelayanan yang anda terima, cara orang lain menatap anda dengan respect dan segalanya Nampak tepat pada tempatnya bagi anda.

Itulah pemposisian citra anda terlihat akan kuat tapi tidak mencerminkan kearoganan dan kemunafikan didalamnya tapi didalam ada ketulusan hati untuk berprilaku sehingga semua orang akan menangkap citra anda secara positif karena memang anda pantas mendapatkan repect tersebut.

Citra Pribadi

Menurut “Collin English Dictionary” (Sandra Oliver, 2006:50) memberikan istilah citra, identitas dan reputasi. Citra – suatau gambaran tenatang mental; ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukan kepada public oleh seseorang, organisasi dan sebagainya. Sedang identitas – keadaan yang memiliki karakteristik unik untuk menidentifkasikan atau karakteristik individual dimana seseorang atau sesuatu dilihat. Reputasi – reputasi butruk atau kemashuran, terutama bagi beberapa karakteristik khusus.

Bobby Linkemer mengartikan citra sebagai kemasan manusia-perangai, pola tutur, kebiasaan kerja, postur-yang dihubungkan dengan bagian yang paling mengendalikan dan membatasi dari masyarakat” (1990:11)  sedang  Carl Roger (1993) mengartikan citra sebagai realitas dimana orang hanya dapat bereaksi terhadap apa yang telah mereka alami dan rasakan. Jane Miller (1995) sebagai sikap jujur kepada diri sendiri dan sesuai dengan situasi atau diartikan sebagai refkelsi sejati dari siapa anda sesungguhnya.

Begitu juga Virginia Hortton-Bettman, presiden dari Best suited for the executive image mengartikan citra sebagai alat komunikasi, bagian dari paket keterampilan anda dan papan untuk mengiklankan siapa anda, apa yang anda kerjakan seberapa baik anda dapat mengerjakan.

Ada juga yang mengatakan citra hanya sebuah mitos saja yang diartikan sebagai apa saja yang diinginkan bos atau aturan main yang harus anda jalani dalam dunia yang bersifat manipulasi dan curang. Dimata anak muda mendefiniskan citra sebagai memiliki kepercayaan diri, bersifat pleksibel, membawakan gambaran yang kompeten kepada dunia.

Amati citra sendiri dan sekeliling anda.

Pandangan yang berlaku dalam mengamati diri sendiri dalam pencitraan ada dua asumsi adalah 1). Citra anda – profesional atau pribadi, harus berupa ekspresi pribadi dari siapa anda sebenarnya, bukan lipstick yang menutupi dan dirancang untuk mengelabui publik yang ingin anda pengaruhi. Atau 2). ekspresi itu harus sesuai dengan situasi, lingkungan atau budaya di mana anda berfungsi.

Asumsi pertama, anda mengetahui siapa diri anda sebenarnya dan bagaimana mengekspresikan secara akurat dan tulus. Artinya anda punya gagasan mengenai apa yang anda pikir, rasa, inginkan dan nilai serta pesan anda yang akan disampaikan kepada publik. asumsi kedua adalah anda mengetahui apa yang diharapkan dari tempat anda didalam bisnis atau tempat lain dimana anda kebetulan berada dan bahwa anda dapat dengan nyaman dan konsisten menyatu dengan lingkungan.

Sehingga citra anda adalah persepsi yang anda pahami yaitu cara anda memandang diri sendiri dari dalam, memandang keluar; cara orang lain memandang anda dari luar, memandang keluar dan cara anda inngin menadang diri sendiri dan dipandang.

Darimana anda mau memperbaiki seandainya anda menyadari kalau asumsi diatas belum sesuai dengan apa yang diharapkan anda yang relatif baru bagi perubahan diri anda. Tentu saja perubahan real dari sudut luar, seperti penampilan anda, warna dan potongan pakaian anda, cara anda berjalan dan berjabat tangan, cara anda berjalan, potongan rambut anda, postur anda, kacamata dan rangkaian eksternal yang hampir tak pernah habis kalau anda amati terus.

Para psikolog lebih cenderung perbaikan dari pribadi anda dulu, sedang para profesional citra cenderung dari luar dulu karena orang lebih cenderung melihat penampilan luar daripada dalam.

Unsur-unsur citra anda.

1.    Kesan pertama begitu memikat.

Kesan pertama anda dalam waktu beberapa detik, lawan bicara akan menarh respek kepada anda atau mengabaikan anda, karena pesan yang anda kirimkan melalui bentuk, postur, wajah dan kontak mata anda. Dapat kita lihat pandangan orang lain : Ia akan melihat anda dengan pandangan menyeluruh, kemudian ia mendengar suara anda – bagaimana suara anda terdengar dan apa yang anda katakana membuat satu lagi kesan yang nyata, relasi anda menyentuh anda dengan sebuah jabat tangan yang kuat yang bisa menjembatani kesenjangan anda dan menguatkan sebauah hubungan, pada jarak dekat itu – ia akan mencium bau anda, dan walaupun tidak adanya aroma lebih disukai, aroma yang tidak terlalu jelas juga mencapai tujuan.Indera kelima adalah perasa berupa pelukan dan sentuhan jelas memperkuat kepribadian anda.

2.    Berbusana demi keberhasilan.

Sukailah diri anda, itulah bahasa yang paling pantas anda ingat. ”Tanyailah diri sendiri, bagaimana saya ingin menjadi, memandang diri saya sendiri dan dipandang orang lain lalu mengembangkan gambaran mental anda. Terlihat rumit memang, tapi deskripsikan apa saja yang ingin tekankan terhadap citra anda seperti kanvas lukisan kosong, mulai dari atas sendiri, berapa pnajang rambut anda? Bagaimana tampaknya bagian wajah anda? bagian mana yang paling menonjol sebagai paling menarik? Bagaimakah tampang anda dengan kumis dan jenggot?

Anda berbusana sebagai isyarat respek kepada orang lain dan jabatan yang anda pegang sebagai wujud komunikasi positif., bukan sekedar kenyamana anda sendiri. Ambil Amannya saja, sehingga anda merasa pasti akan tempat anda berpijak dan telah mencapai cukup kredibilitas untuk mengekspresikan gaya anda sendiri.

Pria atau wanita, bila anda memulai dari awal sekali, anda akan memerlukan satu setelan, tiga kemeja dan tiga dasi. Stelan ituharus konservatif dari bahan wol atau campuran wol dengan ketebalan sedang dan warna bisnis (abu-abu atau biru tua), dua kancing, belahan tunggal; jasnya harus berkelepak. Kemejanya harus terbuat dari katun atau campuran katun, berlengan panjang dan dalam tiga warna (putih, biru muda dan bergaris halus, dasinya (merah kecoklatan, abu-abu muda atau biru dan biru tua, dasi tersebut jangan solid, tetapi sebaiknya berstrip merah atau cetakan kecil yang berulang. SAepatu berwarna hitam atau coklat bertali dengansetuhan tas atase semakin tipis semakin baik dan sesuaikan dengan tempat kita berada.

Kedengarannya terlalu formal, tapi itulah penampilan yang aman, tidak akanmenyerang dan tidak ada aka nada yang dikonsentrasikan selain wajah anda yang meruapakan apa yang anda ingin agar dipandang oleh orang lain.

3.            Suara anda, citra komunikasi anda.

Suara anda memikirkan bunyi suara (volume, nada, kecepatan, kepasihan dan resonansi) sewaktu anda berbicara. Kaidahnya adalah belajar menggunakan bahasa itu benar dan berlatihj mengucapkan sehingga anada dapat dimengerti oleh orang lain untuk tidak dapat dimengerti oleh orang lain atau secara pribadi mulailah mempelajari kaidah bahasa yang baik, baca majalah dan buku yang baik. Ada hal lain tak kalah penting adalah isi pembicaraan anda, bila anda engetahui apa yang anda ingin katakana, berlatihlah untuk mengatakannya. Ulangi dihadapan teman, cermin atau dalam benak anda. Dan disela-sela berbicara, belajarlah untuk mendengarkan untuk menyerap apa yang dikatakan orang lain. Atau dengarkan, pikirkan baik-baik apa yang anda dengar, serap, ajukan pertanyaan, lalu beri respon terhadap apa yang anda dengar.

4.    Bahasa tubuh.

Tubuh anda bahasa diam yang paling mudah ditafsirkan orang lain. Tubuh anda juga menriakan pesannya dengan cara anda sendiri, duduk, mencondongkan badan kedapan untuk mendengarkan, mengankat bahu, bersedekap, melakuakn gerkaan isyarat sewaktu berbicara, merosot dikursi anda dan berjalan masuk atau keluar ruangan. Anda juga memproyeksikan diri anda kedlaam perjumpaan dengan langkah maju, mengakat dagu, mengadkaan kontak mata, menjulurkan tangan dan tersenyum.

Disiplinkan hidup anda.

 Ada beberapa pedoman penting yang dikemukakan oleh Bobby Linkemer (1990:89) untuk mendisiplinkan hidup anda ada beberap aturan yaitu :
  • Jaga agar atena anda tetap mencuat
  • Olah informasi yang anda tangkap
  • Evaluasinya situasinya dan perasaan anda secara konsisten dan terus menerus
  • Apapun pekerjaan yang anda miliki, asalkan anda mempunyainya, berikan upaya anda 110 persen kepadanya.
  • Perhatikan tujuan anda dan bertindak seolah anda sudah mencapainya.
  • Pelajari aturan perusahaan atau departemen anda dan patuhi aturan tersebut.
  • Bila merasa bimbang, mainkan dengan cara konservatif – dalam semua cara.
Lebih mendalam lagi David J Schwartz (1996) dalam bukunya „The Magic of Thingking Big” merangkaikan beberapa hal untuk peningkatan kualitas citra pribadi seseorang antara lain :
1.        Percaya anda dapat berhasil, maka andapun akan benar-benar berhasil (Berpikir sukses, jangan berpikir gagal; ingatkan diri anda secara teratur bahwa anda lebih baik daripada yang anda kira; percaya besar).
2.        Sembuhkan diri anda dari dalih, penyakit kegagalan.
3.        Bangun kepercayaan dan hancurkan ketakutan (depositokan hanya pikiran positif dalam bank ingatan anda, miliki paandangan seimbang mengenai orang lain, kembangkan sikap penuh pengertian, duduklah selalu dikursi yang paling depan, biasakan mengadkaan kontak mata, berjalan 25 % lebih cepat, tersenyum lebar)
4.        Ingat berpikir besar selalu memberikan imbalan (jangan mengidap kompleks imperioritas, gunakan kosakata pemikir besar, bentangkan visi anda, dapatkan pandangan besar mengenai pekerjaan anda dan jangan berpikir tentang hal-hal yang sepele)
5.        Bagaimanakah berfikir dan bermimpi secara kreatif (percaya bahwa sesuatu dapat dilakukan, jangan biarkan tradisi melumpuhkan pikiran anda, bertanyalah pada diri sendiri setiap hari : ”bagaimanakah saya dapat bekerja dengan lebih baik?”, bertanyalah pada diri sendiri, :bagaimanakah saya dapat bekerja lebih banyak?”,  praktikan bertanya dan mendengarkan dan bentangkan pikiran anda)
6.        Anda adalah apa yang anda pikirkan mengenai diri anda (tampil penting – ini membantu anda berpikir penting, berpikirlah pekerjaan anda penting, beri diri anda percakapan pendek pemberi semangat beberapa kali sehari, didalam semua situasi kehidupan bertanyalah pada diri sendiri : ”apakah ini cara orang penting berpikir?”)
7.        Atur lingkungan anda, gunakan selalu kelas satu (sadarlah akan lingkungan, buat lingkungan anda bekerja anda, jangan biarkan orang berpikiran kecil menahan anda, dapatkan nasihat anda dari orang yang berhasil, singkirkan racun pikiran kelaur dari lingkungan anda dan gunakan segalanya yang kelas satu)
8.        Jadikan sikap anda sekutu anda (tumbuhkan sikap saya aktif : gali lebih dalam, bersemangaatlah dalam segalanya mnegenai anda, siarkan berita baik;  tumbhkan  sikap ”anda orang penting”,  Tumbuhkan sikap utamakan pelayanan)
9.        Berpikir benar  tentang orang lain (jadikan diri anda lebih ringan untuk diangkat, ambil inisiatif dalam membina persahabatan, terima perbedaan dan keterbatasan manusia, setel saluran pikiran baik, praktekan kemurahan hati dalam bercakap, praktikan kebaikan hati selalu, jangan menyalahkan orang lain jika anda mengalami kemunduran)
10.     Tumbuhkan kebiasaan bertindak (jadilah aktivasionist,jangan menunggu hingga keadaanya sempurna,ingat – gagasan saja tidak akan memberikan keberhasilan,gunakan tindakan untuk menghilangkan ketakutan dan mendapatkan kepercayaan diri,mulai mesinmental anda secara mekanis,berpikir dalam pengertian sekarang, segegralah bertindak, ambil inisiatif)
11.     Bagaimana mengubah kekalahan menjadi kemenangan (pelajari kemunduran untuk melicinkan jalan menuju keberhasilan, miliki keberanian untuk jadi kritikus diri sendiri secara konstruktif, berhenti menyalahkan nasib, gabungkan ketekunan dengan eksperimen, ingatlah ada sisi baik dalam setiap situasi)
12.     Gunakan tujuan untuk membantu anda bertumbuh (tetapkan secara jelas kemana anda ingin pergi, tulis rencana 10 tahun anda, turuti keinginan anda, biarkan tujuan utama anda menjadi pedoman otomatis anda, capailah tujuan anda satu langkah demi langkah, kembangkan tujuan 30 hari, ambil jalan memutar dalam langkah anda, lakukan investasi dalam diri anda)
13.     bagaimanakah berfikir seperti pemimpin (bertukar pikiranlah dengan orang-orang yang ingin anda pengaruhi, terapkan kaidah manusiawi dalam berusrusan dengan orang lain, berpikirlah maju – percayalah akan kemajuan, mendesakalah untuk maju, luangkan waktu untuk berunding dengan diri sendiri)
*) Dosen STBA-JIA Bekasi

Sabtu, 03 Maret 2012

Mulai dengan Langkah Pertama

Kapan saat yang tepat untuk menulis? Kemarin! Maksudnya adalah kita harus segera menulis jika hasrat untuk menulis sudah ada. Pepatah China mengatakan, "perjalanan 1000 mil harus dimulai dengan langkah pertama."

PERSIAPAN AWAL: Ajukan pertanyaan kepada diri Anda: Di mana Anda dapat menulis dengan baik? Mungkin di kamar, di kantor, atau di tempat sepi. Kapan? Mungkin pagi, siang, sore, malam, atau tengah malam. Namun, bagaimana jika Anda merasa tidak memunyai waktu untuk menulis? Sue Grafton, dalam artikel yang ditulisnya memberikan tujuh cara, yaitu: tidur satu jam lebih larut; bangun satu jam lebih awal; menulis di perjalanan; menggunakan sisa jam makan siang; menyisihkan waktu dalam seminggu; ketika anak-anak atau pasangan pergi ke luar rumah; memperbaiki dan memberdayakan waktu santai Anda.[1]
SUMBER TULISAN: Ada dua hal yang harus dilakukan dalam mencari sumber tulisan: (1) Buat daftar topik yang sedang hangat, pengalaman-pengalaman Anda, dan masalah-masalah di sekitar Anda. (2) Baca, dengarkan, dan perhatikan. Lingkungan Anda banyak memberikan ilham terhadap artikel Anda. Pekalah dan tanyalah diri Anda: Mengapa orang-orang berlaku begini dan tidak begitu? Bagaimana saya membantu mereka memecahkan masalah? Artikel jenis apa yang cocok untuk melakukannya? Jika masih kesulitan mencari ide, Curtis Casewit memberikan kuncinya, yaitu dengan membaca; mendengarkan orang; memakai pengalaman hidup, bahkan yang menyakitkan; menjadi marah pada seseorang atau sesuatu dan memutuskan untuk bertindak; bicara kepada editor; membaca cepat materi publikasi; menonton televisi atau mendengarkan radio. [Curtis Casewitt, Freelance Writing: Advice From the Pros (New York: Collier Books, 1974), hlm. 65. Terjemahan langsung]
MENGUJI GAGASAN: Setelah memperoleh gagasan, pikirkanlah, apakah gagasan itu dapat dikembangkan menjadi artikel yang baik? Georgiana Walker[2], mengajukan lima pertanyaan yang penting untuk setiap penulis artikel: (1) Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar orang? Siapa yang memedulikannya? Jika gagasan Anda tidak menjawab sebuah pertanyaan sejumlah besar orang dan tidak relevan dengan minat atau masalah pembaca yang spesifik, kemungkinan besar gagasan itu tidak akan menjadi artikel yang baik. (2) Dapatkah gagasan ini dipersempit? Berbicara tentang gagasan, sama dengan membahas fokus. Fokus memberikan sudut spesifik yang membuat gagasan itu penting bagi sejumlah orang. Fokus memberi pegangan yang kukuh bagi penulis untuk menyetir gagasan itu menuju arah yang diinginkannya. (3) Apakah gagasan itu terikat waktu? (4) Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan yang unik? (5) Apakah gagasan itu akan lolos dari saringan penerbit? Tanamkan pertanyaan itu di dalam pikiran Anda, maka Anda akan berusaha sebaik mungkin untuk menulis artikel Anda.
MENGUMPULKAN BAHAN : Ada empat cara praktis untuk mengumpulkan bahan: manfaatkan perpustakaan pribadi, gunakan sumber informasi, kunjungi pakar, teknik riset praktis: tulis apa yang ada dalam benak Anda tentang artikel yang hendak Anda kerjakan, tulis sasaran utama yang hendak dicapai, buat outline sementara, buat daftar informasi dari outline tersebut, dan kumpulkan semua bahan dalam satu map dilengkapi keterangan singkat atas masing-masing informasi. Jangan terlalu ambisius dan idealis. Batasi diri Anda. Orang yang tidak dapat membatasi diri, kata Nicolas Boileau-Despereaux (penyair dan kritikus Perancis), tidak pernah dapat menulis. [3]
MULAI MENULIS: Seperti kutipan di atas, jangan terlalu lama berkutat di riset, minat Anda bisa redup dan tidak jadi menulis. Agar memacu Anda, buatlah judul yang menarik.
MEMILIH JUDUL: Judul adalah bagian yang pertama dan utama sebuah artikel. Tidak ada artikel tanpa judul. Tapi, mana yang lebih dulu? Pilih salah satu yang Anda anggap lebih baik. Jika membuat judul dulu, tulisan Anda tidak melenceng karena dipandu oleh judulnya. Kelemahannya, judulnya belum tentu baik. Jika Anda memilih menulis artikel dulu, Anda bisa merangkai judul yang baik, tetapi Anda mungkin tersesat dalam proses penulisan karena tidak memiliki panduan. Untuk membuat judul yang baik, Norma Youngberg menulis enam syarat yaitu: memotivasi pembaca, langsung menarik perhatian, orisinal dan independen, memberi gambaran tentang isi, tidak panjang (maksimum 5 kata), dan tidak menyimpang dari pokok masalah.[4]
SENTUHAN AWAL: Kalimat yang indah, paragraf yang jelas, contoh yang menarik, dan kesimpulan yang berdampak besar tidak akan dibaca editor, apalagi diterbitkan, jika pembukaannya jelek. Untuk membuat pembukaan yang menarik, ada tiga hal yang perlu diperhatikan: pembukaan harus menangkap perhatian pembaca, menunjukkan ide pokok, dan secara tidak langsung menyatakan metode yang Anda gunakan. Tidak mudah menangkap perhatian pembaca, tetapi ada kiatnya. Chip Ricks dan Marilyn Marsh dalam buku karangan mereka [5] memberikan tujuh cara untuk menangkap perhatian pembaca: kalimat langsung, satu atau sederetan pertanyaan, satu kalimat menarik, setumpuk rincian masalah, anekdot, analogi, dialog, atau kutipan. Begitu baris pertama dan alinea pertama selesai, kalimat berikutnya akan membanjir dengan sendirinya. Redaktur Pelaksana McCalls Don McKinney mengatakan, "Cerita yang baik akan berkisah sendiri. Tugas penulis adalah memilih mana yang penting, menggabungkan fakta-fakta ke dalam struktur yang masuk akal, dan membiarkan fakta-fakta itu memimpin kisahnya maju." Teruslah menulis. Jika dapat, jangan berhenti sampai selesai. Jika tidak bisa, jangan putus asa. Tidak seorang pun mengerjakan sesuatu dengan tepat untuk pertama kalinya. Jam terbang dan pengalaman akan menolong Anda.
KALAU OTAK MACET: Jika otak Anda macet, santailah. Gantilah aktivitas Anda. Jalan-jalan sejenak bisa mendinginkan kepala, bahkan bisa memunculkan ide baru. Setelah itu tulis lagi. Menulis memang tidak mudah, tetapi Anda harus membuatnya seperti mudah, karena Anda telah menyiapkan segala sesuatunya dan Anda telah memilih waktu yang tepat. Wilson Nadeak, menamai otak yang macet sebagai "sumur yang kering". Penulis produktif ini memberikan lima solusi untuk mengatasinya:[6] (1) Bacalah buku-buku. Buatlah jadwal untuk membaca buku, apakah Anda akan menyelesaikan buku itu dalam satu bulan, seminggu, atau kapan pun. Yang jelas Anda harus membaca! Tidak terbatas pada buku tertentu, buku apa saja untuk mencari ide-ide baru, cara-cara pendekatan yang baru, menambah perbendaharaan kata dan pokok-pokok pembahasan yang penting. Jangan malu-malu membaca buku, dan tentu saja Anda harus bijaksana, karena Anda tidak akan menemukan ide baru di dalam sampah. (2) Baca Kitab Suci. Di dalam Kitab Suci banyak ditemukan cerita dan perumpamaan. Dengan cara-cara yang digunakan dalam Kitab Suci itu, baik perbendaharaan kata dan ide, Anda akan dapat menjalin cerita yang tiada taranya. (3) Baca kamus. Benar, plot lemah. Oleh karena itu, petiklah kata-kata baru kira-kira lima sampai sepuluh buah tiap minggu. Pelajari apa yang dikandung kata-kata baru itu dan cobalah berusaha menggunakannya dalam kalimat dan tulisan. Anda akan melihat betapa berfaedah dan betapa ajaibnya perbaikan yang Anda peroleh dalam kemampuan menerangkan sesuatu dengan cara yang baru, bukan saja dengan menarik sekali melainkan juga penerapannya lebih mengena. (4) Bacalah terbitan berkala. Ketahuilah apa yang terjadi di dunia lain. Pelajari dengan saksama bagaimana penyajian cerita. Tidak ada salahnya Anda juga menggunakan cara yang digunakannya, menerapkannya dengan situasi Anda. (5) Menentukan prioritas. Mana yang lebih penting, menghabiskan waktu dengan santai atau menajamkan kemampuan menulis Anda? Bermain atau menggunakan waktu itu untuk memperbaiki keterampilan Anda berkomunikasi? Memang diperlukan pengorbanan, tetapi usaha yang demikian sangat berharga.
MELAKUKAN PENULISAN ULANG: Penulis pemula sering buru-buru mengirimkan artikelnya, padahal jika diteliti, mungkin banyak kekurangan yang bisa diperbaiki. Karena itu, rajinlah membaca dan menulis ulang artikel Anda. Untuk mempermudah mengoreksi artikel Anda, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab: Apakah kalimat pembukanya menarik? Dapatkah pembaca memahami ide Anda? Apakah pembukaan Anda menyediakan informasi yang cukup. Untuk tubuh, apakah kalimat pendukung sudah mendukung pembukaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan ide pokok? Apakah paragraf-paragrafnya berurutan secara logis? Apakah kesimpulannya cukup kuat? Apakah kesimpulan ini mencakup semua ide tulisan? Apa reaksi Anda terhadap kata-kata dalam bagian kesimpulan? Apakah Anda yakin pembaca akan memiliki reaksi yang sama? Jika Anda menjawab "tidak" bagi setiap pertanyaan di atas, Anda perlu merevisi artikel itu dengan menambah, mengganti, menyisipi, menghapus, dan menulis ulang bagian yang salah. Untuk revisi menyeluruh, Gary Provost, di dalam bukunya[7], memberi tujuh petunjuk: membaca untuk mengatasi kekeliruan, memotong kata-kata yang tidak perlu, memikirkan yang Anda tulis, bertanya pada diri Anda sendiri, menyesuaikan dengan judul, menyiapkan naskah yang sempurna, menggunakan perasaan/paham yang umum. Para penulis besar biasanya rajin melakukan penulisan ulang. Contoh, Ernest Hemingway menulis ulang novelnya yang berjudul "Farewell to Arms" sebanyak 39 kali. Hayes B. Jacobs lebih gila lagi. Dia menulis sebanyak 277 kali baru dimuat!
Keterangan:
  • [1] Sue Grafton, "Promise" dalam The Writers Handbook. peny., Sylvia K. Burack, (Boston: The Writer, Inc., 1990), hlm. 34-35. Terjemahan langsung.
  • [2] Georgina Walker, "Writing the Inspirational Article" dalam Writing to Inspire, peny. William Gentz, (East Sussex, Highland Book, 1982), hlm. 123-124. Terjemahan langsung.
  • [3] Pardamean Ronitua Harahap, Menulis yang Dibutuhkan dan Disukai Pembaca (Jakarta: Iron Damwin, 1980), hlm. 58.
  • [4] Wilson Nadeak, Bagaimana Menjadi Penulis Artikel Kristiani yang Sukses (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1989), hlm. 40.
  • [5] Chip Ricks dan Marilyn Marsh, How to Write for Christian Magazines (Nashville, Broadman Press, 1985), hlm. 65-67. Terjemahan langsung.
  • [6] Wilson Nadeak, Bagaimana Menjadi Penulis yang Sukses (Bandung: Yayasan Pustaka Wina, 1994), hlm. 74-75.
  • [7] Gary Provost, 100 Cara untuk Peningkatan Penulisan Anda, pen., t.p. (Semarang: Dahara Prize, 1989), hlm. 119.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku : Menulis dengan Cinta
Judul artikel : Mulai dengan Langkah Pertama
Penulis : Xavier Quentin Pranata
Penerbit : Yayasan ANDI, Yogyakarta 2002
Halaman : 122 -- 131

Jumat, 02 Maret 2012

Bagaimanakah berhadapan dengan public?

By Ahmad Elqorni *)

Citra seseorang turut dipengaruhi oleh kemampuannya ketika menghadapi public. Bukan hanya persoalan prestise, namun seni menghadapi public memiliki hakikat berupa kecerdasan mengorganisir kalimat kedalam  jalan pikiran.
Public sendiri lebih berperan sebagai pelaku dan dalam public relations sangat diskriminatif dalam menentukan public artinya kegiatan public relations sebatas public tertentu saja dengan tujuan untuk mengefektifkan pengelolaan pesan.
Penentuan public ini bertujuan untuk mengiedentifkasi public yang tepat yang akan dijadikan sasaran, selain sebagai skala prioritas dalam kaitannya keterbatasan anggaran, penentuan media dan strategi public relations.

Keengganan berhadapan dengan public disebabkan ketakutan, sempitnya wawasan dan kurangnya pengalaman. Dale Carnegie ada beberapa syarat untuk menjadi pembicara public yaitu mulailah dengan motivasi kuat, ketahuilah sepenuhnya apa yang akan anda bicarakan, bicaralah dengan penuh keyakinan, kemudian berlatihlah…berlatihlah..berlatihlah.

Kita ketahui dulu hal-hal yang berhubungan dengan public berupa sikap, opini, citra dan issue.

         *         Public Dan Opini

PUBLIC sendiri adalah sosok yang terkadang banyak memfokuskan pada performance terkadang tidak pernah melihat apapun selain dirinya. Stimulus pribadi berupa suatu hal yang bermanfaat dan menguntungkan itulah yang akan didengar, termasuk figuritas personal-pun begitu kentara secara implusif diabaikan manakala tak sesuai dengan pencitraan dan kualitas individu.

Public juga bisa merupakan massa yang mengambang sehingga mudah dipengaruhi dan dikendalikan melalui komunikasi persuatif yang bersifat mendoktrin dan seiring dengan kuatnya sebuah wewenang dan kekuasaan seseorang. Seorang pemimpin yang berbicara akan lebih cepat diengar daripada seorang orasi hebat yang tidak dikenal oleh publiknya


John dewey mengartikan public sebagai unit social aktif yang terdiri dari semua pihak yang terlibat mengenali problem bersama yang akan mereka cari solusinya secara bersama-sama[1]. Frank Jefkin mengartikan kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi,baik secara internal maupun eksternal[2]

Terkadang publikpun terpengaruh oleh mayoritas, dimana tingkat kelajiman dan prilaku yang mengakar bisa menghnetikan sebuah perubahan. Ingin merubah public, rubahlah opini prilaku mereka dengan hal-hal yang lebih kuat pengaruhnya dan pembentuk opini public inilah dasar untuk menguasai public dan opini ada dimedia social.

Gambaran tekanan opini public dapat diungkapkan oleh Russell Lowell seorang penulis dan editor atlantic monthly bahwa “tekanan dan opini public adalah seperti atmosfer. Anda tidak bisa melihatnya, tetapi tekanannya seberat 16 pon per inci persegi”[3]

Begitupun public-pun bisa berpengaruh berdasarkan pendapat mereka. Pendapat mereka lajim dikatakan dengan opini yang diartikan sebagai sebuah “ekspresi energy social yang mengintegrasikan actor individual kedlaam pengelompokan social dengan cara yang mempengaruhi politik”[4]. Dari definsi daiatas, Lebih lanjut cutlip (2007:239-241) menyimpulkan kalau opini public dapat dilihat dari :
a)    Arah opini mengidentifkasikan kualitas evaluative dari predisposisi, yang memberitahu kita evaluasi, “positif-negative-netral”
b)    Pengakuan intensitas meneunjukan seberapa kuatkah perasaan orang terhadap opini mereka apapun arahnya.
c)    Stabilitas mengacu pada sberapa lama responden emnganut arah dan intensitas perasaan yang sama.
d)    Dukungan informasional mengacu pada seberapa banyak pengetahuan public terhadap objek opini.
e)    Pengkuran dukungan social memberikan bukti tentang sejauhmana orang menganggap opini mereka juga didukung oleh orang lain dalam lingkungan social mereka.

Artinya jangan takut opini dan jangan menghindari kalau opini terbentuk karena public memiliki berbagai orientasi dan tanggapan antara lain :
a)    All Issue Public , bersikap aktif dalam semua isu,
b)    Apathetic Public,  tidak memperhatikan atau tidak aktif terhadap semua isu,
c)    Singles-Isue Public, aktif pada satu atau sejumlah isu terbatas,
d)    Hot-Sue Public, baru aktif setelah media mengekspos hamper semua orang dan isu menjadi topic social yang dieprbincangakn secara luas.

         *         Sikap dan opini.
Sikap adalah predisposisi atau preferensi lintas-situasional bereknaan dengan sbuah objekOpini terbentuk karena ada tanggapan orientasi public yang dipengaruhi oleh kerangka referensi evaluative berupa nilai dan kepentingan.kognisi berupa pengetahuan dan keyakinan, afeksi berupa perasaan serta kecenderungan (conation) berupa niat prilaku.

Menurut price dan Robert dalam public opinion processes dari kutipan Cutlip[5] mengungkapkan para sarjana pada umumnya membedakan antara sikap dan opini dengan dua cara :
1)    Opini umunya dianggap sebagai respon verbal dan jelas terhadap stimulus spesifik (sebuah isu) sedangkan sikap adalah kecenderungan umum yang lebih mendasar untuk memberikan respon mendukung atau menolak serangkaian stimulus. Opini sifatnya situasional sedangkan sikap lebih lama melekat dalam diri seseorang dalam berbagai situsi.
2)    Kandungn opini dinggp lebih bnyak sisi kognitifnya ketimbang afektifnya…sikap adalah orientasi intuitif yang cepat sedangkan opini adalah pilihan yang diikir masak-masak untuk melakukn sebuh tindkan dalam matrik social.


[1] John dewey, the public and it’s a problems, henry holt and company, new York, 1927:15
[2] Frank jefkin, public relations, terj haris munandar, erlangga, Jakarta, 2004:80
[3] Dari kutipan Scott M. Kutlip, et.al, efektive public relations, terj. Tri wibowo, kencana, Jakarta, 2007:238
[4] Ibid, 2007:239
[5] Ibid, cutlip, 2007:245

*) Dosen Manajemen dan PR, STBA-JIA Bekasi