Rabu, 23 Juni 2010

Tips Kamera Digital : Mencegah Under Exposure Pada Kamera Saku

Pengguna kamera saku umumnya mengeluh karena foto-foto indoor yang mereka dapatkan cenderung kurang terang (under exposure). Hal ini sering terjadi pada kamera-kamera yang hanya mengandalkan built-in flash dengan jangkauan (coverage) area yang terbatas ditambah kebiasaan memotret pada jarak maksimum jangkauan flash.

Yang sering terjadi adalah:

  1. Pada wide angle lens (zoom out max), hanya daerah tengah saja yg cukup cerah, sementara pada bagian tepi/pojok, cenderung lebih gelap, hal ini terjadi akibat keterbatasan jangkauan area flash.
  2. Pada lensa tele (zoom in max), keseluruhan foto cenderung kurang cerah (under) karena cahaya flash kurang kuat. Hal ini disebabkan berkurangnya jangkauan flash akibat bukaan aperture yang mengecil saat zoom in dilakukan.


Untuk menghindari masalah ini, kita perlu mengetahui kemampuan built-in flash pada kamera tersebut. Pada kamera saku, umumnya cuma diberikan data jangkauan maksimum dari built-in flashnya, misalnya: pada ISO 100 dengan kondisi wide angle jangkauan built-inflash adalah 3m sedangkan pada kondisi tele jarak berkurang menjadi 2m. Jarak ini berubah, bertambah atau berkurang sebanding dengan ISO yang digunakan. Misalnya, pada peningkatan 1 stop / double (ISO 200), jarak tersebut meningkat ¼ kalinya. Pada 2 stop / quadruple (ISO 400), jarak meningkat 2 kalinya. Sebaliknya, jika diturunkan menjadi ISO 50, jarak menurun 0,7 kalinya.

Untuk mencegah under exposure, usahakan memotret dalam jarak sebelum/dibawah jangkauan max flash.
Ada beberapa hal yg harus diperhatikan agar foto yang dihasilkan tidak under exposure, yaitu:

  • Gunakan ISO tertinggi pada kamera untuk memotret pada kondisi kurang cahaya (low light) dan atau untuk obyek yang bergerak cepat (foto sport/action). Namun, penggunaan ISO tinggi pada kamera poket yang umumnya bersensor kecil akan menimbulkan noise (dalam kamera analog atau kamera yang menggunakan film disebut grainy) akibat peningkatan sensitifitas sensor kamera tersebut terhadap cahaya. Tetapi, tingkat noise ini masih layak cetak utk ukuran kecil (3-4R), jika anda "alergi" dengan noise, hindari ISO 400, gunakan ISO 200 sebagai ISO tertinggi.
  • Gunakan flash dengan speed rendah (slow synch flash) agar obyek dan background cukup tercahayai dengan baik. Penggunaan flash dengan speed rendah ini terutama sangat berguna untuk pengambilan foto di malam hari (night shoot/scene). Namun perlu diingat, karena menggunakan speed rendah, kamera dan obyek foto harus diam tidak bergerak dan disarankan untuk menggunakan tripod untuk mencegah hasil foto goyang akibat getaran tangan. Semakin rendah speednya, semakin lebih natural warna cahaya asli yang terekam (misalnya warna lampu pijar yang lebih warm). Gunakan nilai (+) EV (Exposure Value) untuk "mencerahkan" hasil foto yang diambil. Keuntungan dengan menggunakan (+) EV adalah peningkatan kecerahan yang tidak dibarengi dengan peningkatan noise karena cara kerjanya adalah dengan menurunkan speed sampai batas "aman" (batas speed yang cukup tinggi untuk handheld). Bila ini masih dirasa belum cukup, maka tindakan berikutnya adalah memperbesar aperture. Terkait dengan cara kerjanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan/diperhitungkan pada saat pemotretan dilakukan yaitu:

    1. Semakin besar nilai (+) EV, maka semakin rendah speed-nya. Ini tidak cocok untuk pengambilan obyek bergerak (tidak bisa untuk "membekukan" obyek), tetapi lebih cocok untuk still foto. Bila sampai aperture-nya diperbesar, maka DoF-nya akan memendek. Tetapi hal ini jarang, apalagi mengingat kamera saku digital memiliki DoF yang "sangat" panjang, kecuali untuk foto makro."Karena kecerahan ini sengaja kita "tambahkan", maka hindari penggunaan untuk pengambilan jarak dekat (close up) yaitu pengambilan dengahn jarak 1m atau kurang. Agar tidak over exposure (foto terlalu terang akibat cahaya yang berlebihan) lebih baik obyek berada mendekati jangkauan maksimum flash-nya.
    2. Seberapa besar nilai (+) EV-nya? tergantung berapa cerah foto yg kita inginkan, kondisi penerangan di lokasi pemotretan, dan jangan lupa sesuaikan dgn ISO setting yg kita gunakan. Ada baiknya untuk melakukan percobaan terlebih dahulu dalam menentukan nilainya.


    Umumnya nilai +2/3 - 1 (+0,7 - 1,0) pada ISO 100-200 sudah cukup. Pada kondisi tertentu yang membutuhkan tingkat kecerahan tinggi, mungkin baru cukup pada ISO 400 (misalnya: foto group yg terpaksa dilakukan pada jangkauan max flash).

    Bagaimana dengan ISO auto ? perhatikan range ISO-nya, umumnya antara 100-200, 100-400, 50-150, tergantung merk / type kameranya (walau kamera umumnya cenderung memilih ISO terendahnya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar