Jumat, 01 Juli 2011

Menulis dan Hambatannya


Oleh: Puji Arya Yanti
Menulis itu mudah. Apakah Anda memercayainya? Beberapa orang menganggap menulis itu sulit dan untuk melakukannya diperlukan bakat khusus. Sebenarnya tidak! Menulis itu adalah hal yang mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Hanya saja, untuk dapat terus mengembangkan kemampuan menulis, seseorang harus memiliki kemauan dan praktik menulis itu sendiri. Tanpa kemauan dan disiplin yang kuat untuk terus berlatih, tentunya Anda tidak dapat menaklukkan hambatan-hambatan yang kerap muncul dalam menulis.

Dalam proses menulis, motivasi menjadi alat pacu yang baik dalam menghasilkan sebuah tulisan. Apakah motivasi Anda dalam menulis? Sebagai orang Kristen, menulis untuk Kristus menjadi motivasi yang harus Anda pegang. Motivasi ini yang melatarbelakangi seorang penulis dalam menggerakkan penanya dan menghasilkan sebuah tulisan. Motivasi yang Anda miliki haruslah kuat. Motivasi yang kuat dapat menangkal hambatan menulis yang paling utama, yaitu kemalasan.

Rasa malas yang menghampiri penulis dapat mengaburkan motivasi yang dimiliki oleh seorang penulis. Agar Anda dapat menghasilkan tulisan yang semakin baik, maka taklukkan terlebih dulu rasa malas tersebut. Minta pertolongan Tuhan dan beraksilah (menulislah). Setelah itu, Anda akan siap untuk menghadapi hambatan-hambatan dalam menulis lainnya. Selain rasa malas, hambatan yang biasanya ditemui oleh seorang penulis adalah yang berkaitan dengan ide, waktu, dan hal-hal teknis dalam tulis-menulis.
Ide menjadi penghambat ketika seorang penulis tidak dapat menemukannya. Ide sendiri merupakan nyawa dalam sebuah tulisan sehingga tidak adanya ide dapat menjadi alasan klasik seseorang untuk tidak menulis. "Saya tidak bisa menulis karena saya tidak punya ide." Seperti itulah kira-kira yang kerap tercetus ketika seseorang sedang mencari alasan mengapa dia tidak dapat menulis. Tidak adanya ide juga membuat seseorang kebingungan untuk memulai menuliskan kata demi kata dalam merangkai kalimat menjadi tulisan.

Ide itu sebenarnya ada di mana saja dan dapat dicari, bahkan dapat diciptakan sendiri. Tidak perlu pergi jauh-jauh, mulailah dari Anda sendiri, kehidupan Anda adalah sumber gagasan yang tidak akan pernah kering. Kejadian dan pengalaman hidup yang Anda alami dapat Anda jadikan sumber ide. Keluarga dan lingkungan juga dapat memerkaya ide-ide Anda dalam menulis. Galilah apa yang Anda alami, apa yang Anda lihat, apa yang Anda rasakan, semua itu merupakan benih-benih ide yang siap untuk Anda tabur dalam rangkaian kalimat yang Anda tulis.

Membaca juga dapat menolong Anda untuk menemukan ide-ide menulis. Lebih dari itu, membaca juga dapat semakin menambah wawasan yang diperlukan dalam kepenulisan. Dengan kata lain, jika Anda bisa membaca, Anda juga bisa menulis. Dua kegiatan ini seperti dua sisi mata uang yang tidak dipisahkan. Keduanya saling membutuhkan dan melengkapi.

Ketika ide sudah Anda dapatkan, hambatan selanjutnya yang mungkin Anda temui adalah kesulitan menuangkannya dalam kata-kata dan merangkainya dalam jalinan kalimat untuk membentuk paragraf sehingga pembaca akan mengerti maksud dari gagasan Anda tersebut. Uraikan terlebih dahulu ide Anda dalam sebuah kerangka tulisan yang akan menolong dan memandu Anda untuk menjabarkan ide dalam sebuah tulisan. Selain itu, perkaya perbendaharaan kata Anda sehingga tulisan Anda menjadi tulisan yang tidak sempit dan tidak membosankan. Namun, Anda juga harus belajar untuk memakai kosakata yang benar dan tepat dalam kalimat-kalimat yang Anda tulis.

Tidak menguasai topik yang akan ditulis juga menjadi hambatan seseorang dalam menulis. Karena itu, tulislah apa yang Anda kuasai. Kalau pun Anda tidak menguasai dan harus menuliskannya, berusahalah untuk mencari tahu tentang apa-apa yang hendak Anda tulis. Lakukan penelitian dan wawancara untuk menambah wawasan Anda tentang topik tersebut. Jika Anda menulis tanpa bekal yang cukup dan tidak menguasai topik yang akan Anda tulis, maka tulisan Anda akan menjadi tulisan yang hanya di permukaan saja. Hasilnya adalah tulisan yang tidak menarik untuk dibaca dan kurang bermanfaat bagi pembacanya.

Tidak adanya waktu juga kerap menjadi alasan yang menghambat seseorang untuk menghasilkan tulisan. Mari kembali ke ke motivasi awal dalam menulis. Sesibuk apa pun, pasti akan selalu ada waktu untuk menulis, asal saja Anda dapat mendisiplinkan diri dalam mengatur waktu. Kurangnya waktu bukanlah masalah yang berasal dari luar diri kita, tinggal bagaimana Anda dapat mengatasinya dan tidak menjadikannya sebagai hambatan berarti dalam menulis.

Hambatan lainnya adalah hambatan yang berhubungan dengan teknis dalam tulis-menulis, yaitu kurangnya penguasaan Ejaan yang Disempurnakan, meliputi penggunaan tanda baca, ejaan, kata baku tidak baku, dan lainnya. Menggunakan kata dan kalimat yang efektif dan mudah dipahami oleh pembaca juga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh penulis. Hambatan-hambatan teknis tersebut dapat dengan mudah diatasi apabila penulis bersedia terus belajar dan berlatih menulis dengan tekun.

Demikian halnya hambatan-hambatan yang sudah dipaparkan di atas. Semua hambatan itu adalah risiko yang harus dihadapi seorang penulis. Tetapi, hal itu bukanlah sesuatu yang harus menghalangi langkah Anda. Miliki motivasi yang benar dan kuat, teruslah belajar menulis, kalahkan rasa malas Anda, dan hasilkan tulisan-tulisan yang dapat memberkati orang lain.  Selamat menulis! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar