Senin, 12 September 2016

KENAPA LELAKI BOHONG DAN WANITA MENANGIS

Kaum wanita saat ini mengalami dilema. Feminisme pada awalnya adalah sebuah cara untuk menyampaikan adanya ketidaksetaraan antara pria dan wanita dan ia menjanjikan kebebasan kepada kaum wanita dari rantai yang selama ini mengikat mereka di dapur, sumur dan kasur. 

Pada hari ini, sekitar 50% kaum wanita di dunia Barat bekerja baik mereka pernah menginginkannya ataupun tidak. Di Inggris, satu di antara lima keluarga kepala rumah tangganya adalah seorang wanita lajang, sedangkan satu di antara lima puluh keluarga oleh seorang pria lajang. Wanita-wanita tersebut kini diharapkan berperan sebagai ibu, ayah, dan pemberi nafkah. Kini kaum wanita mulai terserang sariawan, bisulan, serangan jantung dan menderita penyakit-penyakit yang berhubungan dengan stress, sebagaimana halnya biasa dialami oleh kaum pria.

Hingga tahun 2000, diperkirakan 25% dari semua wanita di dunia Barat akan melajang secara permanen. Ini adalah sebuah situasi yang tidak alami dan sepenuhnya bertentangan dengan dorongan-dorongan dasar manusia dan biologis kita. Kaum wanita kini terbebani banyak pekerjaan, sering marah-marah dan makin sendirian. Kaum pria merasa bahwa kaum wanita ingin agar mereka berpikir dan bersikap seperti wanita juga. Manusia memiliki kerumitan yang tiada habisnya. Kaum wanita mengatakan mereka ingin pria yang peka, namun mereka tidak pernah menginginkan pria yang terlalu peka. Kaum pria tahu sedikit saja tentang perbedaan yang halus ini. Kaum pria tidak menyadari bahwa mereka perlu bersikap peka terhadap perasaan seorang wanita, namun keras dan jantan dalam hal lainnya. Melakukan pemetaan untuk dapat melalui kesimpangsiuran ini adalah salah satu keahlian yang dapat dipelajari dan kaum pria dapat menemukannya di dalam buku ini.

Memahami Bahasa Wanita

Kemampuan wanita yang sangat besar dalam hal berbicara adalah salasatu konsep yang paling sulit untuk dimengerti oleh hampir semua pria. Pada zaman dahulu para wanita berkembang di dalam sebuah situasi hidup berkelompok dengan para wanita lainnya dan anak-anak yang semuanya berada di dekat gua. Kemampuan untuk mengikat dan membina hubungan dekat adalah hal tertinggi demi kepentingan bertahan hidup para wanita. Para pria berkembang secara diam-diam dalam keadaan duduk di sebuah bukit, sambil mencari target yang sedang bergerak. Tatkala para wanita sibuk melakukan kegiatan apa saja secara bersama-sama, mereka akan terus-menerus berbicara sebagai saranuntuk membangun ikatan.
Dalam ilustrasi hasil pemindaian otak MRI pria dan wanita dalam percakapan satu sama lain, wilayah-wilayah yang gelap adalah bagian- bagian yang aktif di dalam otak. Hasil pemindaian otak ini memperlihatkan bagaimana otak seorang wanita memiliki kemampuan yang tinggi dalam menggunakan fungsi-fungsi bicara dan bahasa. Otak seorang wanita dengan mudahnya dapat menghasilkan 6.000–8.000 kata yang dapat diucapkan dalam sehari. Bandingkan perbedaannya dengan hasil maksimal seorang pria yang sehari hanya 2.000–4.000 kata. Anda dapat melihat mengapa kapasitas bicara wanita mengakibatkan begitu banyak masalabagi para pasangan. 
Seorang pria pekerja dapat kehabisan kata-katanya pada sore hari lalu sampai di rumah untuk menjumpai seorang wanita yang bisa saja masih memiliki persediaan 4.000–5.000 kata yang siap diluncurkan! Dua orang wanita dapat menghabiskan waktu mereka sepanjang hari bersama-sama dan kemudian dengan mudahnya masih bisa bercakap-cakap lagi selama satu jam di telpon setelah mereka berada di rumahnya masing-masing. Otak pria memiliki konfigurasi untuk memecahkan masalah dan untuk terus-menerus mendatangkan solusi. Para pria menggunakan kemampuan bicara dan bahasa yang dimilikinya untuk mengomunikasikan fakta-fakta dan data. Hampir semua pria “hanya akan bicara bila perlu,” yaitu, tatkala mereka menyampaikan fakta-fakta, data atau solusi.
 Hal ini menciptakan problem yang serius tatkala sedang berkomunikasi dengan wanita karena “bicaranya” wanita sama sekali berbeda. Bagi wanita “bicara” digunakan sebagai sebuah bentuk penghargaan dan untuk menjalin ikatan dengan orang lain. Contoh sederhananya, bila dia menyukai atau mencintai Anda, bila dia setuju atas apa yang sedang Anda katakan atau ingin agar Anda merasa diterima dan penting, dia akan bicara kepada Anda; bila dia tidak menyukai Anda, dia tidak akan bicara.

Otak pria berorientasi pada solusi. Otak wanita berorientasi pada proses. Seorang pria hanya akan bicara dengan seorang pria lainnya tentang masalah-masalah pribadi bila dia merasa pria lain tadi memiliki solusi. Sementara, pria yang ditanyai akan merasa terhormat dengan dimintai pendapatnya dan akan menawarkan solusi-solusi. Akan tetapi, tatkala seorang wanita bicara, dia terutama melakukan hal itu untuk menjalin ikatan dengan orang lain dan solusi tidaklah diperlukan. Sayangnya, seorang pria berpikir bahwa seorang wanita sedang mendiskusikan masalah-masalahnya karena dia sendiri tidak tahu bagaimana cara mengatasinya, maka si pria pun terus-menerus menginterupsi dengan berbagai solusi. Tidaklah mengherankan bila seorang wanita akan mengklaim bahwa seorang pria terus-menerus memotong pembicaraannya dan tidak membiarkannya bisa mengungkapkan pandangannya sendiri. Baik pria dan wanita suka bicara dengan melebih-lebihkan. Perbedaannya adalah bahwa pria melebih-lebihkan fakta dan data sementara wanita melebih-lebihkan emosi dan perasaan. 
Seorang pria bisa saja melebih- lebihkan betapa penting pekerjaannya, betapa besar penghasilannya atau ikan yang ditangkapnya, kemampuan mobilnya atau berapa banyak wanita cantik yang dikencaninya. Wanita akan melebih-lebihkan bagaimana perasaan mereka dan orang-orang lainnya tentang sebuah isu pribadi atau tentang suatu ucapan yang dikatakan oleh seseorang. Otak wanita terfokus pada orang-orang dan mereka lebih jauh berfantasi tentang kehidupan dan hubungan dibandingkan pria, dan dengan cara melebih-lebihkan segala hal ini membuat percakapan itu menjadi lebih menarik.

Wanita berbicara dengan melebih-lebihkan tentang kata-kata dan emosi adalah hal yang umum di mana-mana dan dapat diterima sepenuhnya oleh para wanita lain tatkala mereka berbincang-bincang di antara mereka sendiri dan bagian dari fitrah sosial sebagai seorang wanita. Walaupun memiliki kapasitas dalam hal berbicara, tatkala tiba waktunya untuk berkomunikasi para wanita juga mengandalkan bahasa tubuh untuk mengirim dan menerima informasi. 
Bahasa tubuh mengungkapkan kondisi emosional seorang wanita dan menyampaikan informasi sekitar 60%–80% dampak dari hampir semua percakapan wanita. Dari sudut pandang pria, wanita tampaknya sedang melambai- lambaikan tangannya dan menggunakan ekspresi wajah dan gerak tubuhyang rentangnya luas tatkala sedang bicara, termasuk ketika bicara ditelpon. Dari nada suaranya juga terkirim pesan dari apa yang dimaksudkannya dan wanita berkomunikasi dalam rentang 5 variasi nada suara—pria hanya dapat mengenali 3 saja. Kata-kata yang diucapkan hanya memberikan keterangan sekitar 7%–10% dampak dari pesan yang disampaikannya. 
Konsekuensinya, kata-kata bukanlah sesuatu yang kritis dalam percakapan mereka karena sebagian besar dari pesan mereka adalah nonverbal. Bagi wanita sama sekali tidak masalah menggunakan kata-kata yang bahkan tidak sepadan dengan percakapan. Bagi wanita, emosi dan perasaan adalah yang sangat penting dan bahasa tubuh dan nada suara adalah saluran-saluran utama bagi komunikasi ini. Bagi para pria, wanita seringkali dipandang tidak jelas atau suka berputar- putar daripada langsung mengarah ke apa yang dimaksud. Kadang- kadang seorang pria merasa seakan-akan dia disuruh menebak-nebak apa yang diinginkan si wanita, atau dia diminta menjadi seorang pembaca pikiran. Ketidakjelasan yang mencolok ini dikenal sebagai percakapan tidak langsung. Sewaktu sedang berbicara, seorang wanita sering menggunakan percakapan tidak langsung. Ini berarti dia memberi isyarat atas apa yang diinginkannya atau menarik kesimpulan atas sesuatu.

Percakapan tidak langsung wanita memiliki sebuah maksud membangun hubungan dan ikatan dengan orang lain dengan menghindari agresi, konfrontasi atau pertentangan. Dari sudut pandang evolusi, dengan bersikap tidak langsung memungkinkan para wanita menghindari ketidaksepakatan satu sama lain dan memudahkan untuk menjalin ikatan dengan tidak tampak dominan atau agresif.

Mengapa wanita cerewet

Cerewet adalah suatu istilah yang hampir secara khusus digunakan oleh kaum pria untuk menggambarkan kaum wanita. Sebagian besar kaum wanita membantah bahwa mereka cerewet atau suka mengomel. Mereka menganggap bahwa yang mereka lakukan adalah mengingatkan para pria yang menjadi pasangan hidup mereka untuk melakukan tugas- tugas yang mesti dikerjakan: seperti melakukan pekerjaan rumah tangga, minum obat, membetulkan barang-barang yang rusak, dan membereskan barang-barang yang berserakan. Sebagian sifat cerewet ini dipandang konstruktif. Bagaimana jadinya kebanyakan pria tanpa adanya seorang wanita dalam hidup mereka yang membujuk agar mereka tidak kebanyakan minum bir dan menyantap makanan cepat saji dan, bila mereka tidak bisa berhenti, untuk memastikan bahwa mereka melakukan aktivitas olah raga dan melakukan tes kolesterol secara rutin? Bahkan cerewet, pada saat-saat tertentu, membuat mereka tetap hidup. Akan tetapi, bila pria yang cerewet maka masyarakat akan memandangnya secara lain. Kaum pria bukanlah pencerewet. 
Mereka bersikap tegas, mereka adalah para pemimpin, dan mereka selalu menyampaikan kebijakan-kebijakan mereka—dan dengan lembut mengingatkan kaum wanita jalan yang mesti diambil bila kebetulan mereka lupa jalan itu. Tentu saja, mereka adalah tukang kritik, suka mencari kesalahan, dan berkeluh kesah, namun hal itu selalu demi kebaikan kaum wanita. Nasihat mereka yang diulang-ulang, seperti “Baca dulu petanya sebelum engkau berangkat! Berapa kali aku mesti memberitahumu?” dan “Tidak bisakah kau dandan sedikit lebih oke lagi sewaktu sedang ada teman-temanku?” memperlihatkan ketekunan yang mengagumkan dan, di atas semua itu, memperlihatkan bahwa mereka peduli. 
Kaum wanita, demikian pula halnya, merasa bahwa dengan cerewet menunjukkan bahwa mereka peduli, namun jarang kaum pria yang melihatnya dengan sudut pandang yang sama. Seorang wanita akan mengomeli seorang pria yang dengan seenaknya melemparkan handuk basah ke atas ranjang, melepaskan kaos kaki dan meninggalkannya secara sembarangan di dalam rumah, dan kelupaan membuang sampah ke luar. Si wanita tahu bahwa dia sedang membuat orang lain merasa kesal, namun percaya bahwa cara untuk membuat seorang pria paham adalah dengan terus-menerus mengulangi instruksi-instruksi yang sama hingga mereka pada suatu hari nanti, mudah-mudahan, secara berangsur- angsur mengerti.

Tangisan, Alat Eksploitasi Emosi

Terkadang, orang menangis sebagai bentuk tanggapan langsung dari isi hatinya, namun banyak juga yang menangis sebagai suatu cara untuk memanipulasi emosi orang lain. Sementara kaum pria kadang-kadang saja melakukannya, kaum wanita lebih cenderung untuk menggunakan air mata sebagai cara untuk ‘memeras’ orang lain secara emosional. Kadang- kadang mereka tidak menyadari apa yang sedang mereka lakukan itu. 

Mereka menangis sebagai respons atas suatu situasi, dengan pengetahuan bahwa hal tersebut akan membuat orang lain merasa tidak enak di dalam hatinya dan semoga dengan cara demikian dia dapat dimanipulasi. Ini adalah sebuah mekanisme untuk mengontrol yang bisa dilakukan dengan sengaja atau muncul dari alam bawah sadar. Tujuannya adalah untuk memaksa orang lain—suami, kekasih, anak, orangtua atau teman—untuk melakukan suatu tindakan yang bila tidak dengan cara demikian mereka tidak mau melakukannya. Kaum wanita juga menangis sebagai upaya untuk memperlihatkan rasa penyesalan dan dengan demikian akan menerima hukuman yang lebih ringan atas perbuatan salahnya seperti melakukan perselingkuhan atau mengutil barang di toko.

Mengapa Kita Menangis

Menangis adalah suatu hal yang kita lakukan sebagaimana halnya hewan- hewan lainnya dan dimulai pada waktu lahir, namun manusia adalah satu- satunya penghuni daratan yang menangis dengan emosi. Air mata memiliki tiga fungsi bagi manusia: yaitu untuk membantu membersihkan permukaan mata; untuk mengeluarkan bahan-bahan kimia yang menekan dari tubuh; dan sebagai sebuah isyarat tekanan visual dalam sebuah perubahan situasi yang amat emosional. Air mata dibentuk oleh sebuah kelenjar di atas mata dan dihilangkan oleh dua pembuluh di sudut bagian dalam mata yang kosong ke rongga hidung. Dalam suasana yang emosional dan menekan, kelebihan air mata yang tidak dapat dikeringkan dengan cepat oleh pembuluh akan mengalir ke pipi.

Mengapa Wanita Lebih Sering Menangis Daripada Pria

Menangis dimulai ketika lahir dan tujuan utamanya adalah untuk merangsang perasaan cinta dan melindungi dari orang dewasa. Menangis adalah cara bagi bayi untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan, sebagai orang dewasa, perilaku ini masih terus berlangsung pada sebagian wanita. Sebagian besar wanita dapat mengenali tujuh makna yang berbeda di balik tangisan seorang bayi untuk mengevaluasi kebutuhannya. Kelenjar air mata pada wanita lebih aktif daripada kelenjar air mata pria, yang mana hal ini konsisten dengan lebih besarnya tanggapan emosional otak wanita. 
Pria jarang menangis di depan umum, karena dari sudut pandang evolusi, seorang pria yang memperlihatkan emosi, terutama di depan para pria lainnya, dapat mendatangkan risiko. Dia akan tampak lemah dan hal ini akan mendorong para pria lainnya untuk menyerangnya. Akan tetapi, bagi kaum wanita untuk memperlihatkan emosi kepada orang lain, khususnya para wanita lain, dilihat sebagai sebuah tanda ketulusan karena orang yang menangis menjadi bayi dan menempatkan teman-temannya untuk berperan sebagaiorangtua  yang melindungi. Tangis memiliki tiga tujuan yang diketahui:

1. Untuk mencuci mata

Banyak ahli zoologi yang percaya bahwa fungsi ini adalah peninggalan dari era akuatik tatkala kita hidup terutama di dalam air dan mengembangkan jari-jari yang berjaring, lubang hidung yang menghadap ke bawah untuk memungkinkan berenang dengan efektif. Kelenjar air mata mengeluarkan cairan ke dalam mata dan pembuluh air mata bertindak sebagai pengering untuk menghilangkannya melalui rongga hidung. Tangis berfungsi untuk mata juga mengandung enzim yang disebut lysozyme yang membunuh bakteri dan mencegah infeksi pada mata.

2. Untuk mengurangi stres

Analisis kimia terhadap air mata mengungkapkan bahwa air mata karena stres, yaitu yang mengalir ke bawah pada pipi, mengandung berbagai protein dari bahan-bahan yang digunakan untuk membersihkan mata. Tubuh tampaknya menggunakan fungsi ini untuk membersihkan racun- racun stres dari tubuh. Ini dapat menjelaskan mengapa para wanita mengatakan mereka merasa lebih baik setelah “menangis sepuas- puasnya,” bahkan tatkala tampaknya tak ada alasan yang nyata untuk menangis. Air mata juga mengandung endorphin, salah satu penghilang rasa nyeri alami tubuh, yang bertindak sebagai pengatur/pengurang rasa sakit emosional.

3. Sebagai isyarat emosional

Anjing laut dan berang-berang laut menangis tatkala merasakan kepedihan yang emosional karena mereka kehilangan anak mereka. Manusia adalah satu-satunya hewan darat yang menangis baik karena emosi atau untuk memanipulasi secara emosional. Air mata adalah sebuah isyarat emosional yang meminta orang lain untuk memeluk dan menenangkan orang yang menangis dan mendorong produksi hormone oxytocin, yaitu hormon yang berfungsi untuk membuat seseorang punya keinginan untuk disentuh dan dimanja oleh orang lain. Mata yang berkaca-kaca terjadi manakala emosi seseorang mengental namun air mata tidak melimpah hingga mencapai titik di mana ia mengalir hingga ke pipi. Mata yang berkaca-kaca dapat dilihat pada kedua mata orangtua atau kekasih yang merasa bangga dan berkejap-kejap sewaktu cahaya memantul dari air mata yang dihasilkan.
Tangis dan Pemerasan Secara Emosional: Bagaimana Pemerasan Berjalan

Kini karena Anda sudah tahu tujuan menangis, kita akan memeriksa secara mekanis tentang bagaimana seseorang bisa menggunakan cara ini untuk memanipulasi orang lain.


SUMBER : Pease. Barbara & Allan, 2015, Why Men Lie and Women Cry, Jakarta: Dioma.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar